Sabtu 30 Oct 2021 05:01 WIB

Gubernur BI Ungkap 5 Tantangan Utama Ekonomi Pascacovid

Salah satu tantangan yang harus dihadapi ialah pemulihan ekonomi yang tak merata.

 Gubernur BI, Perry Warjiyo.
Foto: Bank Indonesia
Gubernur BI, Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo mengungkapkan lima tantangan utama perekonomian Indonesia pasca-COVID-19, yang perlu dicermati pengurus dan anggota ISEI 2021. Tantangan tersebut yakni pemulihan ekonomi global yang tidak merata, scaring effect terhadap stabilitas sistem keuangan, akselerasi ekonomi dan keuangan digital yang semakin cepat, kebutuhan inklusi ekonomi dan keuangan yang semakin nyata serta dorongan untuk implementasi ekonomi dan keuangan hijau.

"Untuk menjawab tantangan tersebut, terdapat enam respons kebijakan yang dilakukan," kata Perry dalam diskusi publik secara virtual di Jakarta, Jumat (29/10).

Perry melanjutkan keenam respons tersebut yakni sinergi bauran kebijakan nasional untuk pemulihan ekonomi antara pemerintah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), antara lain melalui sinergi pembukaan sektor ekonomi, pemulihan korporasi dan pembiayaan perbankan bagi dunia usaha. Respons kedua adalah seluruh instrumen bauran kebijakan BI yang diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, berkoordinasi erat dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Ketiga, digitalisasi sistem pembayaran untuk integrasi ekonomi dan keuangan digital untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi, antara lain implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), elektronifikasi, BI Fast, dan reformasi regulasi. Keempat, sambung dia, yakni implementasi reformasi struktural sebagai strategi percepatan transisi menuju negara maju, baik dari sisi kualitas sumber daya manusia, produktivitas, serta pembangunan infrastruktur.

Kemudian, respons yang kelima, yakni mendorong inklusi ekonomi dan keuangan melalui pemberdayaan ekonomi dan UMKM. Serta keenam melalui kebijakan keuangan hijau untuk keberlanjutan sebagai upaya untuk memitigasi risiko sistemik akibat perubahan iklim.

Dalam kesempatan tersebut, Perry juga melantik Pengurus Pusat ISEI (PP ISEI) dan Persatuan Istri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PI ISEI) untuk periode kepengurusan 2021-2024, yang terwakili dari akademisi, pelaku dunia usaha serta pemangku kebijakan. Ia mengajak pengurus PP ISEI 2021-2024 untuk dapat menyampaikan pemikiran-pemikiran untuk mendukung dan berkontribusi bagi perekonomian nasional, akademik dan masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement