Sabtu 30 Oct 2021 04:46 WIB

BEI Sebut Jumlah IPO di Indonesia Tertinggi se-ASEAN

Saat ini 38 perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/7). Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah perusahaan yang melakukan skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sejak awal Januari hingga September 2021 merupakan yang tertinggi di ASEAN.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/7). Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah perusahaan yang melakukan skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sejak awal Januari hingga September 2021 merupakan yang tertinggi di ASEAN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah perusahaan yang melakukan skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sejak awal Januari hingga September 2021 merupakan yang tertinggi di ASEAN. Kepala Divisi Riset dan Pengembangan BEI Verdi Ikhwan menyampaikan saat ini sudah tercatat 38 perusahaan yang melakukan IPO dan masih ada sebanyak 21 perusahaan dalam pipeline yang siap melantai di bursa.

"Kami berharap sampai dengan akhir tahun ini mudah-mudahan bisa tembus di atas 50, mendekati pencapaian di tahun 2020," kata Verdi dalam Infobank Talk News Media Discussion di Jakarta, Jumat (29/10).

Ia mengungkapkan jumlah perusahaan yang melakukan IPO di BEI setiap tahunnya memang terus meningkat. Rata-rata peningkatannya di atas 50 sejak tahun 2017.

Dengan demikian, jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, pencapaian Indonesia yang belum penuh satu tahun ini sudah sangat tinggi. Jumlah perusahaan yang melakukan IPO sepanjang Januari-September 2021 di Thailand hanya berjumlah 24, Malaysia 23, Filipina empat, dan Singapura satu perusahaan.

Menurut ia, kondisi tersebut mirip dengan tahun 2020 di mana Indonesia memiliki jumlah perusahaan IPO yang terbanyak, yakni 51. Jumlah ini disusul Thailand 28, Malaysia 18, Singapura 11, dan Filipina tiga.

Selain itu, penghimpunan dana di pasar modal atau fund raising juga meningkat sangat signifikan dari Rp 5 triliun pada tahun lalu menjadi lebih dari Rp 30 triliun pada tahun ini. "Harapannya, 21 perusahaan yang ada di pipeline tersebut nantinya bisa menghimpun dana yang besar, sehingga bisa menambah fund raising untuk pasar saham Indonesia," ucap Verdi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement