Jumat 29 Oct 2021 16:09 WIB

Naik 236 Persen, Holding Perkebunan Raih Laba Rp 2,95 T

Hal ini tidak terlepas juga dari kenaikan harga jual rata-rata komoditi PTPN Group

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen menegakkan penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dan Implementasi Whistleblowing System (WBS) Terintegrasi di PTPN Group yang bersinergi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Foto: Istimewa
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen menegakkan penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dan Implementasi Whistleblowing System (WBS) Terintegrasi di PTPN Group yang bersinergi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi yang dilakukan oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menunjukkan hasil positif. Hal itu bisa terlihat dari capaian laba bersih konsolidasi BUMN perkebunan ini sebesar Rp 2,95 triliun pada triwulan III tahun 2021.

Capaian laba itu meningkat sebesar 236,6 persen dibandingkan periode yang sama 2020. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, mengatakan laba bersih konsolidasian diperoleh dari peningkatan penjualan sebesar Rp 36,46 triliun di atas pencapaian tahun lalu sebesar 37,20 persen. Sementara EBITDA tercatat Rp 9,32 triliun atau meningkat 218,05 persen.

Menurut Ghani capaian ini sejalan dengan visi, misi dan arah transformasi perusahaan. "Pencapaian kinerja keuangan ini ditopang oleh implementasi strategi operational excellence di seluruh anak perusahaan PTPN, yang ditunjukkan oleh peningkatan produksi dan produktivitas terutama komoditi kelapa sawit dan tebu, sebagai komoditi utama PTPN Group," ujar dia.

Berdasarkan kinerja operasional, hingga September 2021 total produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mencapai 9,3 juta ton, meningkat 18,05 persen dibandingkan periode yang sama 2020. Peningkatan produksi TBS diikuti oleh kenaikan produksi Crude Palm Oil (CPO) yaitu sebesar 2 juta ton atau naik 16,63 persen.  

Sejalan dengan peran menjaga ketahanan pangan (food security), khususnya meningkatkan produksi tebu atau gula konsumsi, PTPN Group berhasil meningkatkan produksi tebu giling mencapai sebesar 9,75 juta ton. Dengan produksi gula mencapai 686,3 ribu ton atau 6,89 persen lebih tinggi. Capaian rendemen tebu sampai September 2021 adalah 7,12 persen, meningkat 5,32 persen. 

Ghani mengatakan upaya transformasi PTPN berhasil memberikan dampak positif pada produktivitas komoditas yang menjadi pendorong kinerja finansial PTPN pada tahun ini. Di samping itu juga kenaikan harga CPO turut memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kinerja finansial perseroan sampai triwulan III.  

Harga jual rata-rata CPO PTPN sebesar Rp 10.590 per kg, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 8.168 per kg. “Fokus perusahaan mengakselerasi peningkatan produksi dan produktivitas komoditi utama PTPN yang berdampak pada semakin baiknya kinerja finansial perusahaan. Hal ini tidak terlepas juga dari kenaikan harga jual rata-rata komoditi PTPN Group terutama untuk komoditi sawit," ujar dia. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement