Jumat 29 Oct 2021 14:39 WIB

BMKG Prediksi Curah Hujan Naik 70 Persen Hingga Januari

Fenomena alam La Nina berkaitan dengan pendinginan suhu di Samudera Pasifik

Rep: Febryan A / Red: Andi Nur Aminah
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, fenomena La Nina akan meningkatkan curah hujan 20 sampai 70 persen di berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari November 2021 hingga Januari 2022. Menko Luhut Binsar Pandjaitan pun meminta semua kementerian/lembaga terkait untuk menyiapkan langkah mitigasi bencana.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan, fenomena alam La Nina berkaitan dengan pendinginan suhu di Samudera Pasifik bagian tengah. Data pada dasarian III September menunjukkan bahwa suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah telah melewati ambang batas La Nina.

Baca Juga

Pada dasarian III September itu, suhu muka laut sudah di angka minus 0,63. Lalu menjadi minus 0,61 pada desarian I Oktober. Terbaru, dasarian II Oktober, suhu muka laut turun drastis ke angka minus 0,92.

"Apabila mencapai minus 1, itu artinya sudah mulai terjadi La Nina dengan intensitas moderat. Artinya penguatan ini (seiring berjalannya waktu) semakin meningkat," kata Dwikorita dalam Rakornas Antisipasi La Nina yang digelar BMKG, Jumat (29/10).

Dwikorita memprediksi, intensitas La Nina tahun ini akan serupa dengan tahun 2020. Tahun lalu, curah hujan meningkat 20 hingga 70 persen di atas normal sepanjang November hingga Januari.

Peningkatan curah hujan itu terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi Selatan.

Peningkatan curah hujan setinggi itu berpotensi mengakibatkan bencana alam seperti banjir maupun tanah longsor. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan lantas meminta semua kementerian/lembaga terkait untuk menyiapkan langkah antisipasi dan mitigasi bencana.

Kementerian/lembaga terkait itu adalah Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, BMKG, Kementerian LHK, Kemendagri, Kemensos, Kemenhub, dan BNPB. Semua instansi itu, kata Luhut, harus segera berkoordinasi dan bersinergi untuk segera melakukan pencegahan bencana hidrometeorologi, dari hulu hingga ke hilir.

"Saya kira sangat penting untuk kita lakukan (langkah antisipasi bencana) agar nanti kita tidak terdadah," kata Luhut dalam kesempatan sama.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement