Jumat 29 Oct 2021 07:58 WIB

Tiga PMI Dideportasi dari Malaysia Terpapar Covid-19

Semua PMI terpapar Covid-19 bersama keluarganya belum dipulangkan ke daerah asal.

Tiga PMI Dideportasi dari Malaysia Terpapar Covid-19
Foto: Pixabay
Tiga PMI Dideportasi dari Malaysia Terpapar Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Sebanyak tiga pekerja migran Indonesia (PMI) yang dideportasi dari Malaysia terpapar Covid-19 setelah dilakukan tes PCR kedua dalam masa karantina di Rusunawa Nunukan.

Kepala UPT BP2MI Nunukan AKBP FJ Ginting melalui Kasi Perlindungan PMI Arbain mengatakan dari 193 orang PMI yang dideportasi dari Malaysia ke Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pada Kamis (21/10), ada 17 orang yang terpapar Covid-19.

Baca Juga

Sedangkan sebelumnya, hasil tes PCR pertama di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan ditemukan 14 PMI yang dideportasi dari Malaysia, positif Covid-19. Mereka sekarang masih menjalani isolasi di RSUD Nunukan.

"Jadi ada lagi tiga orang PMI yang dideportasi yang positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR kedua oleh Satgas Penanganan Covid-19 Nunukan sehingga totalnya sebanyak 17 orang," kata Arbain, Jumat (29/10).

Selain itu, ada juga lima orang PMI yang pulang mandiri dari Sarawak, Malaysia melalui Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, yang positif Covid-19 sehingga semuanya berjumlah 22 orang. Mengenai PMI yang dideportasi atau pulang mandiri tersebut saat ini dalam penanganan Satgas Covid-19 untuk perawatannya.

Bahkan, kata Arbain, dari 22 PMI asal Malaysia yang terpapar Covid-19 ada yang masih berusia belia (anak-anak). Arbain mengakui semua PMI deportasi resmi telah memiliki bukti tes PCR negatif dari Malaysia.

Namun, setelah dilakukan tes PCR ulang ternyata ada yang positif. Semua PMI yang terpapar Covid-19 bersama keluarganya belum dipulangkan ke daerah asal. Satgas Covid-19 Kabupaten Nunukan masih terus memantau dan menangani para pekerja migran yang positif Covid-19 hingga benar-benar sembuh dan kembali ke rumah rumah masing-masing dalam kondisi sehat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement