Kamis 28 Oct 2021 19:48 WIB

Epidemiolog Minta Pintu Masuk dari Singapura Jangan Dibuka

Pintu masuk dari Singapura harus tetap ditutup karena meningkatnya kasus Covid-19

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Penyebaran varian Delta berkontribusi pada kenaikan kasus Covid-19 di Singapura. Varian Delta masuk Singapura pada 8 Mei, kemudian terjadi penularan di masyarakat hingga kasus kembali naik.
Foto: EPA
Penyebaran varian Delta berkontribusi pada kenaikan kasus Covid-19 di Singapura. Varian Delta masuk Singapura pada 8 Mei, kemudian terjadi penularan di masyarakat hingga kasus kembali naik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Diponegoro, Ari Udiyono, menilai bila pemerintah bisa menjalankan aturan dengan tegas, transmisi Covid-19 dari Singapura dapat dicegah. Pernyataan ini menanggapi kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Singapura.

"Saya rasa dengan kondisi seperti ini (kembali melonjak kasus Covid-19 di Singapura), aturannya (pintu masuk) belum tentu akan dibuka ya, " kata Ari kepada Republika, Kamis (28/10).

 

 

 

 

 

Problemnya, lanjut Ari, adalah pintu masuk dari singapura ke Indonesia ada juga yang menggunakan kapal. "Nah apakah perlakukan Keimigrasian dan KKP berjalan dengan ketat juga seperti di bandara. Kalau kita bisa jalankan aturan dengan tegas, Insya Allah transmisi covid dari singapura dapat dicegah, " tutur dia.

 

 

 

 

 

Ia tak memungkiri adanya ancaman gelombang ketiga. Namun ,ia meyakini bila masyarakat masih menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, pengendalian virus masih bisa dilakukan.

 

 

 

 

 

Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane. Ia mengatakan, bila melihat kondisi Singapura saat ini maka pintu masuk masih harus tetap ditutup."Kalau membaik ya dibuka. Kalau masih terus tinggi ya tutup, " ucapnya.

 

 

 

 

 

Dikonfirmasi terpisah, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan, menghadapi lonjakan kasus di negara tetangga adalah dengan menerapkan kewaspadaan di pintu masuk negara.

 

 

 

 

 

"Prinsipnya sama menerapkan kewaspadaan di pintu masuk. dengan penerapan skrining ketat. Mulai dari datang harus divaksin lengkap, tiga hari sebelum datang ada tes PCR yang menyatakan negatif serta karantina 7-14 hari," ujar dia.

 

 

 

 

 

Pada Rabu (27/10) kemarin, kasus harian Covid-19 di Singapura mencapai angka lebih dari 5.324 pasien. Dikutip dari The Straits Times, Kementerian Kesehatan Singapura menyebut sebanyak 4.651 kasus baru di masyarakat, 661 kasus di asrama buruh migran, dan 12 kasus impor.

 

 

 

 

 

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan akibat lonjakan tidak biasa ini, pihaknya terus memantau ketat tingkat keterisian tempat tidur di ICU ini untuk menghindari kewalahan sistem kesehatan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement