Kamis 28 Oct 2021 16:51 WIB

Lonjakan Kasus Singapura Buat RI Masih Tutup Rapat Pintunya

Singapura catatkan 5.000 kasus kemarin, angka tertinggi selama pandemi.

Singapura pada Rabu (27/10) melaporkan 5.324 kasus baru Covid-19 yakni terbanyak sejak awal pandemi.
Foto: EPA
Singapura pada Rabu (27/10) melaporkan 5.324 kasus baru Covid-19 yakni terbanyak sejak awal pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Kamran Dikarma, Indira Rezkisari, Antara

Lonjakan kasus Covid-19 di Singapura diwaspadai oleh Indonesia. Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi memastikan, Indonesia masih menutup pintu masuk perbatasan dengan Singapura.

Baca Juga

"Saat ini masih ditutup dan akan kami evaluasi (perpanjangan penutupan pintu masuk dari Singapura)," kata Nadia kepada Republika, Kamis (28/10). Pemerintah, lanjut Nadia, tentunya berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar Indonesia dengan penguatan pintu masuk negara.

Kementerian Kesehatan juga memastikan terus memantau perkembangan penularan subvarian Covid-19 Delta, AY.4.2 yang tengah merebak di Inggris. "Melalui pengetatan kebijakan karantina internasional, entry dan exit testing, serta persyaratan vaksin," tegas Nadia.

Kemenkes juga memperluas whole genome sequence (WGS). WGS digunakan untuk mengendalikan distribusi varian covid-19 yang menyebar di wilayah Indonesia.

Nadia memastikan, AY.4.2 belum terdeteksi di Indonesia. Namun, upaya pencegahan terus dilakukan supaya varian itu tidak menambah daftar panjang varian Covid-19 yang terdeteksi di Indonesia. "Sampai saat ini belum ada (AY.4.2 di Indonesia)," ucap Nadia.

Dikonfirmasi terpisah, Guru Besar Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, untuk mewaspadai lonjakan kasus yang terjadi di Singapura, pemerintah harus terus melakukan empat prosedur wajib . Pertama, harus dilakukannya tes PCR ulang di Bandara terhadap setiap orang yang akan masuk ke Indonesia.

"Ketika orang tersebut dinyatakan positif maka harus segera dibawa ke rumah sakit, kemudian bila dikarantina harus 7-14 hari, sesudah selesai karantina maka tetap diawasi sampai 14 hari oleh petugas kesehatan setempat," tegas Tjandra.

"Sementara itu kita lihat juga bagaimana hasil evaluasi Kemenkes Singapura tentang kenaikan yang 'unusually high' (naik tidak wajar) kemarin," sambungnya.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan sedang memeriksa lonjakan yang tidak biasa pada infeksi virus corona. Negara itu pada Rabu (27/10) melaporkan 5.324 kasus baru Covid-19 yakni terbanyak sejak awal pandemi.

"Jumlah kasus infeksi luar biasa tinggi hari ini, sebagian besar karena banyak kasus positif Covid-19 yang terdeteksi oleh laboratorium penguji dalam beberapa jam pada sore hari," kata kementerian kesehatan dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam. "Kementerian kesehatan sedang melihat lonjakan kasus (Covid-19) yang tidak biasa ini dalam waktu yang relatif singkat, dan terus memantau dengan cermat perkembangan ini selama beberapa hari ke depan," kata kementerian tersebut.

Singapura juga mencatat 10 korban jiwa lainnya akibat penyakit itu pada Rabu. Sehingga jumlah total kematian akibat Covid-19 di negara itu menjadi 349 orang.

Korban meninggal ada dalam rentang usia antara 54 hingga 96 tahun, seperti dikutip dari Channel News Asia. Semuanya korban kecuali satu korban meninggal yang belum divaksin memiliki penyakit bawaan. Kementerian Kesehatan Singapura tidak memaparkan rinci kondisi penyakit korban meninggal.

Lonjakan kasus yang tercatat Rabu didominasi transmisi lokal. Yaitu 4.600-an dalam komunitas dan 600 sisanya di asrama pekerja migran. Sebanyak 12 lagi adalah kasus impor, ujar Kementerian Kesehatan Singapura dalam keterangannya ke media, Kamis pukul 11.00 waktu setempat.

Selama 28 hari terakhir, 98,7 persen pasien yang terinfeksi adalah tanpa gejala atau bergejala ringan. Sisanya, 0,9 persen membutuhkan suplementasi oksigen dan 0,1 persen kasus menjalani perawatan di ICU dalam kondisi belum stabil, masih ada sisa 0,1 persen lagi pasien yang dalam kondisi kritis di ICU.

Rinciannya, 76 pasien dalam kondisi tak stabil dan dalam pengawasan ketat di unit ICU. Ada pula 66 pasien kritis dan diintubasi di ICU. Dari total 357 tempat tidur ICU, saat ini 142 di antaranya digunakan pasien Covid-19. Sedangkan 143 lainnya ditempati oleh pasien non-Covid. Kemudian 72 tempat tidur belum terisi.

Kementerian Kesehatan Singapura sedang memantau beberapa klaster yang tercakup dalam lonjakan kasus baru Covid-19. Pertama adalah klaster Institute of Mental Health. Sebanyak sembilan kasus baru berasal dari sana. Sejauh ini, terdapat 153 pasien Covid-19 yang terkait dengan klaster tersebut.

Klaster lain yang sedang diawasi adalah Maple Bear Loyang, Banyan Home @ Pelangi Village di Buangkok, Home for the Age Bukit Batok, MWS Christalite Methodist Home di Marsiling, dan PCF Sparkletots @ Zhenghua di Senja Road.

Lonjakan kasus baru Covid-19 di Singapura terjadi setelah negara tersebut melonggarkan beberapa pembatasan sosial. Peningkatan kasus membuat Singapura menunda pembukaan atau pelonggaran lebih lanjut. Pekan lalu, kota-kota di sana memutuskan memperpanjang pembatasan sosial hingga sebulan mendatang. Hal itu diharapkan dapat membendung dan menekan penyebaran infeksi virus korona.

Jika dilihat dari kurva, peningkatan kasus baru Covid-19 di Singapura mulai terjadi sejak 23 Agustus lalu. Saat itu, Singapura melaporkan 98 kasus baru. Angka infeksi terus bertambah setiap hari dan mencapai puncak pada 9 Oktober lalu saat Singapura mencatatkan 3.703 kasus baru. Setelah itu, angka infeksi di sana selalu menyentuh angka 3.000. Secara berangsur, infeksi mengalami kenaikan hingga menyentuh angka lebih dari 5.000.

Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, hingga Rabu, sebanyak 20.895 warga di sana telah pulih dari Covid-19 setelah menjalani isolasi mandiri. Sementara itu, 4.589 pasien berada di fasilitas perawatan masyarakat. Sebanyak 849 pasien ditempatkan di fasilitas perawatan. Kemudian 1.777 lainnya berada di rumah sakit untuk observasi. Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, saat ini terdapat 308 pasien yang membutuhkan suplementasi oksigen di bangsal rumah sakit umum, dikutip dari Reuters.

Singapura kini memperpanjang beberapa pembatasan sosial pekan lalu untuk menahan penyebaran Covid-19 selama sekitar satu bulan agar dapat mengurangi tekanan pada sistem pelayanan kesehatannya. Pihak berwenang Singapura telah menerapkan sejumlah larangan, yang antara lain membatasi kegiatan interaksi sosial dan makan di restoran untuk dua orang untuk memperlambat penularan virus corona baru. Sekitar 84 persen populasi Singapura telah divaksin terhadap virus tersebut.

photo
Ketentuan perjalanan udara domestik - (Tim infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement