REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pandemi Covid-19 telah memaksa semua orang untuk lebih banyak tinggal di rumah mulai dari bekerja, belajar hingga menjalankan hobi. Selain gaya hidup, pembatasan sosial nyatanya juga berpengaruh pada tren desain furnitur rumah.
Direktur Kreatif Vivere Group, Alvin Tjitrowirjo, mengatakan bahwa setidaknya ada empat hal yang banyak dipertimbangkan konsumen saat memilih furnitur kala pandemi Covid-19. Pertama, saat ini konsumen lebih mengutamakan furnitur yang nyaman, menambah produktifitas dan bisa menghilangkan stres di rumah. Itu terbukti dengan banyaknya konsumen yang mulai melirik kursi kerja untuk dipakai bekerja atau belajar dari rumah.
“Karena kalau kursi biasa dipakai kerja pastinya enggak comfy, punggung jadi bungkuk, dan bawaannya enggak bikin semangat kerja. Makanya banyak konsumen yang memilih untuk membeli kursi kerja,” kata Alvin dalam Temu Media di South 78, Gading Serpong, Rabu (27/10).
Kedua, konsumen juga cenderung membeli produk yang easy clean. Seperti diketahui, semenjak pandemi Covid-19, aspek kebersihan telah menjadi pertimbangan utama dalam menentukan berbagai hal tak terkecuali ketika menentukan furnitur idaman.
Selanjutnya, konsumen juga mulai melek dalam memilih furnitur yang berkualitas dan ramah lingkungan. Alvin menjelaskan, selama hampir dua tahun lebih sering tinggal di rumah, awareness akan ketahanan furnitur atau berbagai hal terkait rumah otomatis semakin meningkat.
“Saya yakin kalau furniturnya nggak tahan lama, entah kayunya patah atau apapun, itu pasti bikin jengkel. Jadi konsumen akan punya kesadaran untuk beli furnitur yang high quality,” kata Alvin.
Identitas rumah juga menjadi salah satu hal yang banyak dipertimbangkan ketika membeli furniture selama pandemi Covid-19. Setiap rumah, utamanya rumah milenial, rata-rata didesain dengan menonjolkan identitas si pemilik.
Misalnya ada orang yang merasa terwakili dengan desain furniture minimalis, desain unik multifungsi, desain furniture yang maskulin dan atraktif, serta desain lainnya.
“Bahkan dalam satu rumah itu antara Ayah dan anak, bisa jadi bisa identitas atau karakternya,” jelas Alvin.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
