Kamis 28 Oct 2021 14:33 WIB

Blimp Drone UNY Mampu Deteksi Kerumunan

Data yang didapatkan dapat diakses petugas wisata maupun pemerintah daerah.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Blim drone UNY.
Foto: Dokumen.
Blim drone UNY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Usaha mencegah dan mengurangi penularan covid terus dilakukan. Namun, penerapan protokol kesehatan pada masa new normal dirasa belum maksimal karena kesadaran masyarakat, terutama dalam menjaga jarak di tempat umum masih kurang.

Peneguran pelanggaran protokol kesehatan dan pendeteksi suhu secara manual merupakan satu cara alternatif yang dilakukan saat ini. Selain membutuhkan pekerja yang banyak untuk mengawasi, metode itu kurang efektif dilakukan.

Sebab, butuh konsistensi petugas wisata menegur masyarakat yang lalai penerapan prokes. Dari sana, sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang alat deteksi kerumunan memakai blimp drone sebagai mitigasi penyebaran berbasis IoT.

Blimp drone merupakan jenis Unmanned Aerial Vehicle (UAV) berbahan balon udara. Ada Dheni Leo (Pendidikan Teknik Mekatronika), Zulhakim Seftiyana Roviyan (Pendidikan Teknik Elektronika), dan Silvia Larasatul Masyitoh (Teknologi Informasi).

Dheni mengatakan, blimp drone dikenal sebagai tanpa awak yang menggunakan gaya aerodinamik untuk terbang. Pendeteksi suhu tubuh dan peneguran pemakaian masker manual merupakan satu cara penerapan prokes di tempat wisata selama new normal.

"Tapi, metode itu masih kurang efektif dan efisien untuk dipakai di lingkungan yang lebih luas," kata Dheni, Kamis (28/10).

Maka itu, mereka merancang blimp drone yang dalam pengoperasian dilakukan ke titik-titik keramaian di tempat wisata, mengacu kepada data geospatial yang didapat dengan crawling information dan blimp drone terintegrasi Cloud System.

Sehingga, data yang didapatkan dapat diakses petugas wisata maupun pemerintah daerah dengan mudah. Silvia menerangkan, dalam penerapan wahana akan terbang autonomous sesuai waypoint yang ditandai sebagai alur dalam misi penerbangan.

Wahana akan melakukan scanning dan capturing menggunakan kamera digital dan kamera thermal. Hasil capturing menggunakan kamera digital itu diolah sebagai deteksi jarak kerumunan dan masker, dikeluarkan dalam bentuk audio peringatan.

Sedangkan, hasil pengolahan capturing menggunakan kamera thermal, dikeluarkan dalam bentuk gambar yang divisualisasikan ke dashboard berbentuk web aplikasi. Sistem dalam wahana ini diintegrasikan dengan sistem Internet of Things (IoT).

"Sehingga, semua data yang didapatkan dapat dengan mudah diakses pemerintah daerah maupun petugas wisata untuk tindakan lebih lanjut," ujar Silvia.

Zulhakim menjelaskan, pembuatan blimp drone dimulai dengan merangkai beberapa komponen elektronik yaitu flight controller, electronics speed controller, dan motor brushless. Saat merangkai selalu dicek sebelum menghubungkan ke baterai.

Hal itu untuk menghindari short circuit current atau korsleting ke komponen elektronik. Pemrograman flight controller dilakukan memakai software betaflight dan di software dikonfigurasi kendali dari remote control ke flight controller.

Sedangkan, pembuatan sistem dilakukan langsung di SBC raspberry pi4 yang telah dikonfigurasi menggunakan bahasa pemrograman Python. Untuk membuat sistem deteksi jarak digunakan library OpenCV dan imutils untuk memproses gambar.

Dalam pembuatan program deteksi suhu digunakan kamera thermal Flir Lepton 2.5. Tampilan web aplikasi dibuat menggunakan software visual studio dengan bahasa pemrograman C#, dan web aplikasi dibuat dengan dua page.

"Meliputi home page dan dashboard, home page berisi informasi umum, dashboard berisi informasi hasil deteksi sistem. Dalam proses integrasi dengan sistem IoT memakai Virtual Private Server (VPS) sebagai web server untuk menyimpan data," kata Zulhakim.

Karya ini meraih dana Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Dikbud Ristek dalam PKM bidang Karsa Cipta 2021. Serta, lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang diselenggarakan akhir Oktober secara daring.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement