Kamis 28 Oct 2021 12:41 WIB

Wangsa Sanjaya, Wangsa Shailendra, Hingga Gabus Pucung

Sejarah Indonesia diindaksikan penuh pengaruh India

Prasasti batu di zaman dahulu.
Foto: Troppen Musseum
Prasasti batu di zaman dahulu.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.

Wangsa mestinya artinya dinasti yang disambung dengan keterangan dari kerajaan mana.

Sejalok/Sejarawan lokal hanya sebut wangsa Shailendra yang bikin Borobudur. Itu bapaK dari kerajaan apa tak disebut yang pasti dari India? Ongkos bikin Borobudur juga tak disebut, apa dari pinjol atau menang Togel. Padahal indikator ekonomi mutlak dalam memahami sejarah.

Sriwijaya didirikan wangsa Sanjaya. Juga ini bapak dari kerajaan apa? Jawabannya: "Gelap!" Ongkos mendirikan pakai apa dan  dari mana tidak diterangkan?

Shailendra dan Sanjaya bukan nama dinasti tapi nama corak batik. Lihat Prasasti  Sojomerto abad ke IX Masehi. Dan dalam prasasti juga disebut batik-batik itu dapat dibeli di pasar mana.

Saya tak habis pikir kenapa Sejalok bikin sejarah asal-asalan. Wilayah managara di Bekasi  abad IV M dengan dasar serampangan tarjamah prasasti Ciaruteun dan Sukapura. Sejarah lokal sangat yakin orang Andunisi dari dulu ngobrol-ngobrol pakai bahasa Sanskerta. 

Lalu mereka tarjamah prasasti dengan Sanskerta dan Ngaco!

Prasasti Ciaruteun dan Sukapura  dibuat abad XIII M, memakai aksara Venggi, bahasa Khmer-Hind. 

Pada masa itu Khmer dihajar Siam, Purnawarman raja yang mereka cintai wafat. Mengungsilah orang-orang Khmer , antara lain ke Andunisi. Maka dua prasasti itu mereka buat untuk mengenang Purnawarman. Raja Khmer ini lahir dan wafat di Khmer. Dia bukan orang Bekasi seperti ditebak Sejalok.

Purnawarman seumur-umur belum pernah nyoba'in gabus pucung . Busyet dah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement