Kamis 28 Oct 2021 11:40 WIB

China Gandakan Strategi Menuju Nol Kasus Covid-19

China membangun pusat karantina Covid-19 berisi sekitar 5.000 kamar

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Foto kamar pasien di Rumah Sakit Huoshenshan, Wuhan. China membangun pusat karantina Covid-19 berisi sekitar 5.000 kamar. Ilustrasi.
Foto: Shepherd Zhou/EPA
Foto kamar pasien di Rumah Sakit Huoshenshan, Wuhan. China membangun pusat karantina Covid-19 berisi sekitar 5.000 kamar. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - China melakukan upaya lebih untuk membuat negaranya menjadi nol kasus Covid-19. Sebuah kompleks bangunan luas setara dengan 46 lapangan bola pun belum lama ini dibangun di Guangzhou, selatan China.

Kompleks bangunan tiga lantai yang luas itu berisi sekitar 5.000 kamar. Bangunan itu dibuat sebagai pusat karantina yang dibangun pemerintah China untuk menampung warga yang datang dari luar negeri dengan harapan negara tersebut maju dengan pendekatan tanpa toleransi terhadap Covid-19.

Baca Juga

Seperti dilansir laman Aljazirah pada Rabu (27/10), pemerintah lokal Guangzhou menjelaskan kompleks tersebut dilengkapi dengan infrastruktur teknologi komunikasi 5G dan kecerdasan buatan. "Setiap kamar, yang hanya dapat menampung satu orang pada satu waktu, memiliki kamera di pintunya dan sistem pengiriman robot untuk meminimalkan kontak manusia dan risiko lintas-infeksi," kata pengantar pusat yang dikeluarkan oleh pemerintah Guangzhou.

Tim konstruksi membutuhkan waktu kurang dari tiga bulan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Pembangunan ini hampir serupa dengan rumah sakit sementara Huoshenshan dan Leishenshan yang dibangun dalam waktu singkat di pusat kota Wuhan saat Covid-19 terjadi pada awal 2020.

Namun pembangunan rumah sakit maupun pusat karantina menjadi pertanyaan mengapa China tidak melonggarkan strategi pandeminya di samping satu miliar penduduknya sudah divaksinasi penuh. Pemerintah China membangun lebih banyak fasilitas Covid-19 tetapi tidak ada indikasi pihak berwenang berencana melonggarkan pembatasan yang secara efektif mengakhiri pembatasan perjalanan internasional bagi warga di China.

"Di satu sisi Anda memiliki ahli seperti Zhong Nanshan dan Gao Fu yang menyarankan begitu tingkat vaksinasi di China mencapai lebih dari 85 persen, maka sudah waktunya untuk membuka diri," kata seorang dosen Hubungan Luar Negeri di Dewan yang berbasis di Washington DC Yanzhong Huang.

Nama tersebut merujuk pada dua pakar kesehatan masyarakat terkemuka di China. "Namun di sisi lain, semua tindakan yang ada tampaknya menunjukkan bahwa Beijing akan mempertahankan strategi tanpa toleransi," ujarnya.

Setelah kampanye vaksinasi yang awalnya lamban, China telah sepenuhnya menginokulasi sekitar 75 persen dari total populasinya dengan vaksin Covid-19 yang diproduksi di dalam negeri. China juga belum menyetujui penggunaan vaksin buatan luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement