Kamis 28 Oct 2021 11:32 WIB

Kuartal III 2021, Penyaluran Kredit Bank Tumbuh 2,21 Persen

Pertumbuhan kredit ini meningkat berkat kenaikan mobilitas dan aktivitas masyarakat.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Petugas teller menata pecahan rupiah di Bank Mandiri Cabang Jakarta Sudirman, Jakarta, Senin (23/8). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan penyaluran kredit bank tumbuh 2,21 persen pada kuartal III 2021.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Petugas teller menata pecahan rupiah di Bank Mandiri Cabang Jakarta Sudirman, Jakarta, Senin (23/8). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan penyaluran kredit bank tumbuh 2,21 persen pada kuartal III 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan, penyaluran kredit bank tumbuh 2,21 persen pada kuartal III 2021. Adapun pertumbuhan secara tahun berjalan sebesar 3,12 persen pada Januari sampai September 2021.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, secara segmen pertumbuhan kredit modal kerja tumbuh 2,85 persen, kredit investasi 0,37 persen, dan kredit konsumsi 2,95 persen secara tahunan. Secara sektor, pertumbuhan kredit rumah tangga mencapai 2,77 persen, perdagangan 2,43 persen, dan manufaktur 2,05 persen secara tahun berjalan.

"Kami perkirakan, pertumbuhan kredit akan jatuh range empat persen sampai lima persen," ujarnya saat konferensi pers virtual seperti dikutip Kamis (28/10).

Menurutnya, pertumbuhan kredit ini meningkat berkat kenaikan mobilitas dan aktivitas masyarakat sejalan dengan pelonggaran kebijakan PPKM. Hal ini juga didorong penurunan jumlah kasus Covid-19. "Ini sebenarnya meningkat cukup besar dibandingkan kuartal II 2021," ucapnya.

Kemudian tingkat suku bunga dasar kredit (SBDK) turun dari 9,69 persen menjadi 9,66 persen pada kuartal III 2021. Lalu rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross sebesar 3,22 persen dan NPL net 1,04 persen pada kuartal III 2021.

Selanjutnya rasio NPL turun dari akhir kuartal II 2021, NPL gross sebesar 3,24 persen dan NPL net 1,06 persen. Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,69 persen secara tahunan dan 7,45 persen secara tahun berjalan.

Lalu, tingkat permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) meningkat dari 24,33 persen pada Juni menjadi 25,24 persen pada kuartal III 2021. Kemudian, AL/Non-Core Deposit sebesar 152,8 persen dan AL/DPK sebesar 33,53 persen.

Wimboh menuturkan, tingkat permodalan bank cukup tinggi pada saat ini. Bahkan, kelebihan likuiditas ini juga disalurkan bank untuk membeli surat utang atau surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 1.502,1 triliun.

"Jumlah ini setara 15,44 persen dari total aset (bank) atau tumbuh 9,26 persen secara ytd," ucapnya.

Dari sisi lain, Wimboh juga mencatat ada aliran kredit yang besar dari fintech peer-to-peer lending atau perusahaan pinjaman online legal. Adapun nilainya sebesar Rp 27,48 triliun atau tumbuh 116,2 persen secara tahunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement