Kamis 28 Oct 2021 10:13 WIB

DKI Buka Kembali Akses Daging dari NTT

Kebutuhan daging warga Jakarta yang terlampau besar, terkadang berasal dari impor.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Bilal Ramadhan
 Untuk memenuhi kebutuhan daging wilayah Jakarta, Pelni telah mengangkut 40.310 ekor sapi dari NTT ke Jakarta.
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Untuk memenuhi kebutuhan daging wilayah Jakarta, Pelni telah mengangkut 40.310 ekor sapi dari NTT ke Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, bersama Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, menyaksikan langsung penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PD Dharma Jaya dengan PT Flobamor, Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Penandatanganan itu dilakukan menyoal kerjasama pasokan daging sapi dari NTT ke DKI. Rencananya, 500 hingga seribu ton daging sapi akan dikirim dari NTT setiap bulannya.

"Jadi begini, kami di DKI Mencoba Untuk menjangkau supplier yang sesuai dengan kebutuhan di Jakarta," kata Anies.

Anies menambahkan, DKI akan terus mengingatkan kerjasama antar BUMD bidang pangan dengan semua BUMD berbagai daerah untuk pasokan pangan DKI. Khusus daging sapi NTT, Anies menilai memiliki kualitas tinggi dan berbobot besar.

"Jadi daging NTT itu berkualitas bagus yang digunakan untuk bahan baku di Jakarta seperti rendang, bakso," ujar dia.

Dia menuturkan, warga Jakarta akan berterima kasih pada warga NTT yang telah mampu bekerja keras mengembangbiakan sapi kualitas unggulan. Terlebih, saat manfaat yang dihasilkan juga dirasakan warga Jakarta secara umum.

"Melalui Pak Gubernur NTT kami mengucapkan terima kasih, khususnya kepada warga Nusa Tenggara Timur yang telah membantu memenuhi kebutuhan daging di ibukota," jelasnya.

Dia melanjutkan, kebutuhan Jakarta yang saat ini yang terlampau besar, terkadang berasal dari impor, walaupun banyak bahan pokok dari telur hingga daging telah dipasok dari luar wilayah Jawa. Oleh sebab itu, dengan adanya pasokan daging ke Jakarta untuk konsumsi atau lainnya, Anies berharap kebutuhan di Jakarta terpenuhi.

"Jadi sekarang justru diintensifkan, nah Jakarta memang pintu gerbang ekspor impor jadi kecenderungan untuk menggunakan produk hasil impor itu mudah karena ada di sini gerbangnya," lanjut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement