Kamis 28 Oct 2021 06:16 WIB

Korsel Berencana Hapus Pembatasan Covid-19 pada Awal 2022 

Semua pembatasan akan dihapus kecuali kewajiban memakai masker.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga mengenakan masker di Pasar Namdaemun, Seoul, Korsel, (13/7).
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Warga mengenakan masker di Pasar Namdaemun, Seoul, Korsel, (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) meluncurkan strategi untuk kembali normal dari virus corona. Korsel merencanakan semua batasan pada pertemuan dan jaga jarak dicabut pada Februari 2022.

Dilansir dari Euronews pada Rabu (27/10), skema ini dimulai pada Senin depan dan akan berjalan hingga 20 Februari, ketika semua pembatasan akan dihapus kecuali kewajiban memakai masker. Wilayah Korea Selatan sebagian besar telah berhasil  mengelola pandemi tanpa penguncian sebagian besar melalui testing, tracing, jaga jarak dan pakai masker. 

 

Pada tahap pertama dari rencana tersebut, semua pembatasan jam operasional di restoran, kafe, dan bisnis lainnya akan dihapus, meskipun klub malam masih harus tutup pada tengah malam. Pengunjung ke tempat-tempat berisiko tinggi, seperti gym dalam ruangan, sauna, dan bar karaoke harus divaksinasi sepenuhnya.

 

Sedangkan pertemuan pribadi di ibu kota, Seoul, dan daerah sekitarnya dapat mencakup hingga 10 orang terlepas dari status vaksinasi. Saat ini, pertemuan hingga delapan orang diperbolehkan jika satu kelompok mencakup empat orang yang divaksinasi lengkap. 

 

Pihak berwenang Korsel akan fokus pada rawat inap mingguan dan tingkat kematian daripada pada kasus COVID-19 baru setiap hari. Lalu orang-orang dengan gejala ringan akan diizinkan untuk merawat diri mereka sendiri di rumah. 

 

Gelombang infeksi terbaru Korea Selatan telah membawa infeksi serius yang jauh lebih sedikit daripada wabah sebelumnya, dengan banyak orang yang lebih tua dan lebih rentan sekarang sudah divaksinasi. Korea Selatan tercatat sebagai salah satu negara pertama yang mencatat kasus virus corona setelah muncul di China pada akhir 2019. Sejak itu, Korsel mendata 353.089 kasus infeksi, dengan 2.773 kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement