Kamis 28 Oct 2021 01:15 WIB

AS-Indonesia Serukan Forum Koordinasi Global untuk Pandemi

Covid-19 diprediksi bukan pandemi terakhir sehingga perlu dibuat forum bersama.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati memberikan pernyataan bersama pada Selasa (26/10). Mereka menekankan ekonomi terbesar dunia harus membuat forum untuk memfasilitasi koordinasi global untuk pandemi berikutnya.

Dalam sebuah surat kepada rekan-rekan G20 tertanggal Senin (25/10), kedua menteri keuangan tersebut mengatakan, forum tersebut akan memungkinkan para menteri kesehatan dan keuangan untuk bekerja sama dengan lebih baik. Selanjutnya, bisa mengoordinasikan pencegahan, pendeteksian, pembagian informasi, dan segala tanggapan yang diperlukan.

Baca Juga

Yellen dan Sri Mulyani mengatakan pandemi Covid-19 yang telah menewaskan hampir 5,2 juta orang di seluruh dunia. Peristiwa ini menunjukkan kurangnya kesiapan di tingkat negara dan kurangnya koordinasi di antara negara-negara G20.

"Sementara kami membuat kemajuan dalam memerangi Covid-19, kami juga menghadapi kenyataan pahit: ini tidak akan menjadi pandemi terakhir," tulis mereka menjelang pertemuan bersama para menteri kesehatan dan keuangan G20 pada Jumat (29/10).

"Kita tidak boleh kehilangan kesempatan ini untuk menunjukkan kepemimpinan dengan komitmen tegas untuk bertindak," ujar mereka.

Beberapa organisasi independen telah menyerukan pembentukan forum semacam itu. Organisasi itu termasuk Panel Independen Tingkat Tinggi yang dipimpin oleh mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers, Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia Ngozi Okonjo-Iweala dan Menteri Senior Singapura Tharman Shanmugaratnam

Yellen dan Sri Mulyani mengatakan forum tersebut akan mengangkat dan memberdayakan pekerjaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan entitas teknis lainnya. Namun, forum ini harus mencakup berbagai suara dan perspektif dari seluruh dunia, seperti Uni Afrika.

Mereka mengatakan fasilitas pembiayaan baru dapat melengkapi sumber daya bank pembangunan multilateral dan memastikan pembiayaan yang cukup berdedikasi dan andal sehingga vaksinasi dan pengobatan dapat mengimbangi ancaman yang muncul. Sementara kedua inisiatif itu saling melengkapi, jadwalnya tidak perlu saling terkait.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement