Rabu 27 Oct 2021 20:01 WIB

Kemendikbudristek: Universitas Siber Upaya Perluas Jangkauan

Universitas siber merupakan bentuk akselerasi dalam transformasi digital.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt Dirjen Dikti), Nizam
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt Dirjen Dikti), Nizam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Prof Nizam mengatakan, keberadaan universitas siber merupakan upaya untuk memperluas jangkauan pendidikan tinggi. Nizam menambahkan, universitas siber merupakan bentuk akselerasi dalam transformasi digital.

"Kami telah membuka beberapa universitas siber mulai dari Indonesia Cyber Education Institute atau ICE Institute yang berada di bawah Universitas Terbuka (UT), Universitas Cyber Asia, Muhammadiyah Cyber University dan Universitas Indonesia Cerdas, " ujar Nizam dalam webinar ICE Institute untuk Indonesia Satu yang dipantau di Jakarta, Rabu (27/10). 

Baca Juga

Transformasi digital ini sangat penting dikembangkan agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, melainkan juga pemain utama era digital. "Semangat gotong royong untuk bertransformasi, semangat gotong royong untuk saling mendukung untuk membangun bangsa dan negara," imbuh dia.

Kepala ICE Institute Paulina Pannen, menambahkan, lokapasar pembelajaran itu menawarkan sebanyak 138 mata kuliah daring dari konsorsium ICE institute yang terdiri dari 14 institusi pendidikan tinggi. "Juga terdapat 1.420 mata kuliah daring dari EdX, konsorsium MIT-Harvard, kepada kalangan pendidikan tinggi di Indonesia, " kata Paulina.

Jumlah mahasiswa yang menempuh kuliah di ICE Institute saat ini, terdapat kurang lebih 3.700 orang dan yang sudah lulus dari mata kuliah saat ini terdapat 220 orang. Rektor Universitas Terbuka, Prof Ojat Darojat, mengatakan ICE institute sangat berperan dalam membuka akses pendidikan tinggi di indonesia terhadap mata kuliah daring yang berkualitas bagi semua.

Ke depannya peserta ICE Institute akan dapat menikmati beragam program yang disediakan untuk mencapai keterampilan khusus yang diperlukan indonesia dalam bentuk microcredential, seperti game developer, hingga kecerdasan artifisial untuk pendidikan. "Ke depan akan ada lebih banyak perguruan tinggi akan bergabung dalam konsorsium ICE Institute untuk mengembangkan pembelajaran dalam jaringan secara nasional agar menjadi lebih masif lagi," kata Rektor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement