Rabu 27 Oct 2021 19:03 WIB

Menakar Peluang Erick Thohir di Ajang Pilpres 2024

Erick Thohir dinilai punya keunggulan karena merupakan tokoh non-parpol.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Foto: REPUBLIKA
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Suryarandika

Sejumlah nama mulai muncul jelang kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Salah satu nama yang muncul sebagai calon presiden (capres) adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Baca Juga

Nama Erick mengemuka dalam pantauan Partai Amanat Nasional (PAN) yang sedang mencari sejumlah tokoh eksternal untuk diusung sebagai capres mendatang. Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto menyampaikan terdapat beberapa tokoh non-parpol yang berpeluang diusung dalam Pilpres 2024 melalui skema koalisi parpol. Para tokoh ini memang sering muncul dalam survei yang dilakukan lembaga survei nasional di antaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Peluang sangat terbuka dan tokoh-tokoh ini kami nilai tokoh yang sangat potensial ya," kata Yandri kepada Republika, Rabu (27/10).

Walau demikian, Yandri menegaskan partai berlambang matahari terbit itu belum memutuskan nama yang akan didukung di Pilpres 2024. PAN baru sebatas mencermati tokoh-tokoh potensial untuk bertarung di Pilpres nanti.

Selain tokoh eksternal, PAN mengklaim punya sejumlah kader yang bisa "dijual" di capres 2024 yakni, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa, dan Soetrisno Bachir. "Ya tapi sampai sekarang PAN belum membahas secara resmi tentang capres dan cawapres," ujar anggota DPR RI tersebut.

Selain itu, Yandri menyebut pendekatan terhadap para tokoh dan parpol demi kepentingan Pilpres 2024 sudah menjadi tugas Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Oleh karena itu, PAN masih belum memutuskan apapan karena mencermati dinamika politik Tanah Air. "Rakernas beberapa bulan lalu sudah memandatkan ke Ketum PAN bang Zul untuk melakukan komunikasi dan lobi-lobi Pilpres 2024," ucap Yandri.

Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI) Firman Noor menilai peluang Erick Thohir untuk diusung sebagai capres masih terbuka. Ia menyarankan Erick meningkatkan popularitas agar mendapat dukungan parpol.

Prof Firman mengamati Erick belum mendapat jaminan dukungan dari parpol manapun. Ia menduga sejumlah parpol belum melihat popularitas yang signifikan dimiliki oleh Erick. "Ada dua masalah pak Erick, pertama popularitas yang belum konstan ada di atas dan akseptabilitas untuk mendapatkan dukungan parpol," kata Firman kepada Republika, Rabu (27/10).

Firman menyebut popularitas ialah kunci bagi tokoh non parpol untuk mendapat dukungan parpol pada Pilpres 2024. Parpol akan mengkaji seberapa tinggi popularitas sang tokoh dibandingkan kader internalnya. "Pak Erick parpol mana yang mau usung? Tentu dukungan parpol ini sangat juga terkait seberapa populer kandidat itu," ujar Firman

Firman menyarankan Erick mendongkrak popularitasnya di sisa waktu yang ada sebelum pendaftaran peserta Pilpres 2024. Sebab Erick harus berkompetisi dengan kader parpol bila ingin mendapat tiket capres atau cawapres. "Kalau parpol melihat untuk level Pak Erick tidak beda jauh dengan peluang kadernya sendiri untuk dijual atau cukup jauh dengan kandidat lain maka parpol akan berpikir mendahulukan yang lain," ucap Firman.

"Jelas parpol seperti PDIP, Demokrat, Gerindra, Golkar, PKS, PKB itu mengupayakan kadernya sendiri. menyisakan PAN, NasDem yang tentu saja akan cenderung pragmatis ketika menghitung siapa yang akan mereka dukung," tutur Firman.

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menganalisa peluang Erick diusung sebagai capres. Menurutnya, Erick punya keunggulan karena merupakan tokoh non-parpol.

Herry mengamati kepercayaan publik terhadap tokoh parpol kian terkikis. Apalagi dengan sederet kasus korupsi yang didalangi oleh tokoh parpol. Menurutnya, Erick bisa menangkap peluang dari hal ini.

"Faktor kepercayaan masyarakat sepertinya berkurang ke tokoh parpol, kalau non-parpol pasti dianggap profesional dan tidak langsung dapat diintervensi secara politik," kata Herry kepada Republika, Rabu (27/10).

Herry memandang tantangan Erick ialah memperbaiki kinerja BUMN yang dipimpinnya. Bila BUMN di Tanah Air menunjukkan kinerja positif maka Erick bisa memperoleh citra positif dan kepercayaan publik. "Terkait kans Erick Thorir saya kira cukup berpeluang jika dia mampu membenahi BUMN yang saat ini sedang carut marut," ujar Herry.

Herry mengingatkan Erick agar menunjukkan kinerja yang mumpuni bila ingin mendapat suara rakyat. "Kritikan publik harus dijawab dengan prestasi bila Erick punya ambisi," lanjut Herry.

Selain itu, Herry menilai Erick merupakan tokoh yang luwes. Erick dianggap bisa masuk ke berbagai kelompok masyarakat, termasuk kelompok Islam. "Erick dikenal dekat dengan golongan Islam bisa jadi modalnya juga," ucap Herry.

Herry menyimpulkan saat ini realitasnya tokoh non-parpol justru unik dan menarik untuk didukung di Pilpres 2024. Ia merekomendasikan agar Erick menjaga hubungan baik dengan parpol agar bisa diusung di Pilpres nanti.

"Namun semuanya kan harus mengacu pada syarat untuk dapat diusung ke Pilpres yakni parpol atau gabungan parpol. Artinya Erick juga harus merawat komunikasinya ke semua entitas politik," tutur Herry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement