Rabu 27 Oct 2021 17:40 WIB

KKP Lepas Ekspor 19 Ribu Ton Ikan ke-44 Negara

KKP menyebut komoditas ekspor berupa ikan konsumsi dan hias dari 29 provinsi

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Truk kontainer melintas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepas 19.145,3 ton dan 1,2 juta ekor ikan sehat bermutu dari berbagai daerah.
Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Truk kontainer melintas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepas 19.145,3 ton dan 1,2 juta ekor ikan sehat bermutu dari berbagai daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepas 19.145,3 ton dan 1,2 juta ekor ikan sehat bermutu dari berbagai daerah.

Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina mengatakan, pengiriman produk senilai 88,2 juta dolar AS yang diberangkatkan dari Instalasi KIPM Puspa Agro Sidoarjo ini, menandai kegiatan "Indonesia Satu Ekspor ke-22" yang dilakukan BKIPM.

"Tentu ini kegiatan yang patut kita syukuri bersama, karena momen ini bertepatan dengan peluncuran Ekonomi Biru, Laut Sehat, Indonesia Sejahtera," ujar Rina melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (27/10).

Rina menambahkan, selama periode 19 Oktober sampai 25 Oktober 2021, jajarannya di 46 unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh Indonesia menerbitkan 1.379 Health Certifcate (HC). Adapun komoditas perikanan yang diekspor berupa ikan konsumsi dan ikan hias yang berasal dari 29 Provinsi di Indonesia.

"Terima kasih kepada teman-teman di lapangan, dengan menerbitkan HC berarti sejumlah itu pula pelaku usaha terlayani penjaminan mutu keamanan pangan dan kesehatan ikan," sambung Rina.

Rina menyampaikan, dalam Indonesia Satu Ekspor produk perikanan akan dikirim ke 44 negara tujuan dan diberangkatkan dari 18 Pelabuhan Laut serta 15 Bandar Udara. Produk yang dilepas mencapai 38 jenis, mulai dari udang, tuna, hingga ikan hias.

"Ekspor ini membuktikan, pandemi tidak menghalangi kita untuk terus memberikan pelayanan optimal," ungkap Rina.

Ke depan, Rina memastikan jajarannya tetap bekerja semaksimal mungkin sekaligus memperkuat sinergitas dengan para pemangku kepentingan sektor kelautan dan perikanan. Dia berharap, melalui pelayanan optimal seperti penerbitan sertifikat HC, cara karantina ikan yang baik (CKIB) dan aksi jemput bola ke pelaku usaha, ekonomi masyarakat bisa terus bergerak dan bangkit dari situasi pandemi.

"Ekspor merupakan bagian dari upaya percepatan ekonomi nasional. Karenanya, kita akan terus bergerak dan bersinergi dengan para stakeholder untuk menjaga atau bahkan meningkatkan ekspor kita," kata Rina.

Di samping Indonesia Satu Ekspor, BKIPM juga melaksanakan Bimbingan Teknis bagi pelaku usaha jasa mikro pemula dalam rangka mendapatkan pemahaman dan mendapatkan akses perizinan OSS, NIB, KUSUKA dan NIKI yang dilaksanakan di 23 lokasi dengan jumlah peserta sebanyak 1.270 orang, Pencanangan Quality Assurance di kawasan terobosan Kelautan dan Perikanan serta penggalangan partisipasi  masyarakat pelaku usaha  untuk peningkatan gizi masyarakat dengan membagikan ikan. Rangkaian kegiatan tersebut masuk dalam Peluncuran Ekonomi Biru, Laut Sehat, Indonesia Sejahtera di lingkup BKIPM. 

Sebelumnya, Menteri Trenggono mendorong jajarannya memaksimalkan keberadaan unit pelaksana teknis (UPT) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Tujuannya agar UPT bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara. Menurutnya, UPT adalah core KKP sekaligus bentuk kehadiran negara langsung di tengah masyarakat kelautan dan perikanan. 

"Produktivitas UPT tidak sebatas pelayanan tapi juga menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara," kata Trenggono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement