Rabu 27 Oct 2021 16:29 WIB

Menko PMK pastikan penyelesaian kawasan kumuh di Solo

Solo haru jadi prototype penyelesaian kawasan kumuh di perkotaan yang lain.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy memastikan, penyelesaian kawasan kumuh di Solo. "Ini kunjungan saya dari tindak lanjut kunjungan sebelumnya. Untuk memastikan program kemarin yang jadi komitmen Solo tetap berlanjut," katanya saat melakukan kunjungan kerja di Solo, Rabu (27/10).

Dia mengatakan, salah satu yang dilakukan adalah pelaksanaan program rehabilitasi permukiman kumuh di wilayah Kota Solo yang sudah mulai berjalan. Pihaknya berharap tahun 2022 sudah selesai semua.

"Karena itu kami kumpulkan semua sumber dana dari berbagai lini untuk menyelesaikan secara keroyokan. Saya sudah menyanggupi beberapa yang sudah saya percepat, termasuk membantu mencarikan sumber dari CSR untuk pembangunan layak huni yang tidak bisa didanai dari kementerian terkait termasuk PUPR karena jumlahnya banyak," katanya.

Untuk penyediaan fasilitas umum, dikatakannya, akan dikomunikasikan dengan kementerian dan lembaga lain. "Solo harus jadi model, yang nanti kami harapkan jadi prototype penyelesaian kawasan kumuh di perkotaan yang lain. Sejauh ini ada beberapa kota yang jadi agenda dari Kementerian Koordinator PMK," katanya.

Dia mengatakan, untuk di Jawa Tengah belum ada yang menjadi objek pelaksanaan program tersebut kecuali di Kota Solo. "Yang sudah Jawa Barat ada di Sukabumi, DKI Jakarta, Banten, Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Bangka Belitung. Kemarin saya juga sudah berkunjung ke Kendari," katanya.

Sementara itu, program tersebut merupakan bagian dari upaya penanganan kemiskinan di Indonesia. "Lebih spesifik lagi kemiskinan ekstrem, kemiskinan ekstrem ini 70 persen itu berada di wilayah kantong. Maka penyelesaiannya harus pendekatan ekosistem, pendekatan lingkungan. Tidak bisa secara parsial orang per orang," katanya.

Dia mengatakan, rata-rata yang terjadi di kantong kemiskinan tersebut adalah rumah tidak layak huni, daerah kumuh, sanitasi jelek, dan langka air bersih. "Karena ini pendekatannya tidak mungkin tanpa perbaikan lingkungan seperti yang dilakukan oleh Pemkot Solo," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan, terkait program tersebut masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. "Tahun ini 250 rumah selesai, PR-nya masih banyak dan harapannya tahun 2023 selesai. Targetnya harus mendekati nol persen," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement