Rabu 27 Oct 2021 15:57 WIB

PKB Prediksi Ada Tiga Poros Koalisi di Pilpres 2024

PKB membutuhkan dua parpol menengah untuk bisa mengusung capres-cawapres.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
 Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengucapkan selamat kepada tiga Kapolda yang baru, yaitu Kapoda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, serta Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Ahmad Dofiri. Gus Jazil menyebut penegakan hukum terutama protokol kesehatan butuh kerja keras
Foto: MPR
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengucapkan selamat kepada tiga Kapolda yang baru, yaitu Kapoda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, serta Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Ahmad Dofiri. Gus Jazil menyebut penegakan hukum terutama protokol kesehatan butuh kerja keras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid memprediksi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kemungkinan terdapat tiga koalisi. Mengingat, ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.

"Minimal ada tiga pasangan calon kalau dilihat dari posisi jumlah presidential threshold 20 persen, minimal atau tiga pasangan calon," ujar Jazilul dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (27/10).

Hadirnya tiga pasangan calon presiden, nilai Jazilul, dapat menghindari politik identitas dalam kontestasi pada 2024. Sebab, ia berkaca pada Pilpres 2014 dan 2019 saat masyarakat terbelah menjadi dua kubu.

"Kami berupaya keras agar di Pilpres 2024 itu tidak terjadi politik identitas. Oleh karena itu, menurut saya sangat penting agar calon, pasangan calon presiden itu tidak hanya dua pasangan calon," ujar Jazilul.

PKB sendiri disebutnya terbuka untuk membangun koalisi dengan siapapun. Tujuan utamanya adalah untuk mencari kesamaan visi dan misi untuk kepentingan Indonesia. Untuk saat ini, mayoritas kader PKB berikhtiar untuk mengusung sang Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden (capres) di 2024.

Namun, pihaknya realistis bahwa pencalonannya membutuhkan suara partai lain untuk menyanggupi syarat presidential threshold sebesar 20 persen. "PKB punya modal sembilan sampai 10 persen, tentu kalau koalisi dengan parpol menengah bawah, kita harus mengajak dua parpol lagi," ujar Wakil Ketua MPR itu.

Sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) mengakui melirik sejumlah nama baik dari internal maupun tokoh-tokoh eksternal untuk diusung jadi capres pada Pilpres 2024. Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto mengatakan, ada sejumlah nama eksternal yang potensial untuk diajak berkoalisi dalam pilpres mendatang.

Nama-nama tersebut sering muncul dalam survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei nasional. Yandri mengaku, partai berlambang matahari terbit memperhatikan nama-nama seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Ketua DPR Puan Maharani.

Bahkan, sebagian nama-nama tersebut juga sudah diundang di agenda PAN di Bali beberapa waktu lalu. "Artinya kita bersyukur, cadangan atau stok pemimpin nasional itu di Indonesia tidak kekurangan, itu kesyukuran dari PAN," ujar Yandri di Kantor DPP PAN, Selasa (26/10) malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement