Rabu 27 Oct 2021 11:15 WIB

Keluarga Sopir Bus Transjakarta Tolak Autopsi

Hasil visum tidak ditemukan zat adiktif dalam tubuh sopir bus Transjakarta.

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus raharjo
Kecelakaan bus Transjakarta di jalan Salemba, Jakarta Pusat, Senin (22/10).
Kecelakaan bus Transjakarta di jalan Salemba, Jakarta Pusat, Senin (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga sopir bus Transjakarta menolak autopsi terhadap jenazah J yang meninggal usai kecelakaan beruntun. Autopsi dilakukan dalam proses penyelidikan penyebab tabrakan dengan bus Transjakarta lainnya di halte Cawang, Ciliwung, Jakarta Timur, Senin (25/10).

"Untuk autopsi, keluarga korban tidak berkenan. Sehingga, hanya visum luar saja," ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono saat dikonfirmasi, Rabu (27/10).

Kemudian untuk hasil visumnya, kata Argo, tidak ditemukan zat adiktif atau psikotropika dalam tubuh sopir bus Transjakarta tersebut. Selain itu, pihak kepolisian juga belum mengetahui pasti penyebab kecelakaan karena faktor kelalaian, kelelahan, bahkan mengidap penyakit.

"Patut diduga tapi belum dipastikan sebagai penyebab utama. Kita masih kumpulkan bukti yang cukup jadi masih dini untuk menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah kelalaian dari supir. Memang ada, mungkin, tapi kita belum bisa simpulkan," tegas Argo.

 

Sebelumnya, Korlantas Polri ikut melakukan olah TKP dan menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA). Teknologi yang dimiliki oleh tim TAA mampu menggambarkan secara visual untuk membantu mengungkap kecelakaan. Di dalamnya, terdapat grafik video, secara visual dan pengukuran dari lokasi itu.

Baca juga : Korban Selamat Transjakarta: Kok, Sudah Dekat tidak Ngerem?

Argo menjelaskan hasil analisis tim TAA mengungkap bahwa pengemudi bus Transjakarta berinisial J melaju dengan kecepatan sekitar 55,4 km/jam sebelum menabrak bus Transjakarta di depannya. Kemudian setelah tertabrak, bus Transjakarta yang berada di depan terseret hingga 17 meter.

"Jadi bus yang ditabrak mengerem kurang lebih sekitar 17 meter, setelah 17 meter baru berhenti dan di situlah korban dievakuasi ada dua yang tidak tertolong sopir dan penumpang," ujar Argo.

Akibat kecelakaan, 33 orang menjadi korban. Adapun dua orang diantaranya meninggal dunia. Dia adalah supirnya inisial J dan seorang penumpang yang duduk di bagian depan. Kemudian, lima orang menderita luka berat dan sisanya 26 luka ringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement