Rabu 27 Oct 2021 10:19 WIB

Sri Mulyani Minta Pinjaman Online Bisa Bantu Masyarakat

Fintech harus berperan dalam ekonomi memberikan layanan dengan tidak eksploitatif.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah barang bukti diperlihatkan saat rilis pengungkapan perkara pinjaman online ilegal dengan modus koperasi simpan pinjam (KSP) di Lobby Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (25/10). Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri berhasil menangkap tiga tersangka dan menyita barang bukti uang senilai Rp 20,4 miliar, perangkat komputer, akta pendirian koperasi simpan pinjam, ratusan stampel, dan lainnya.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Sejumlah barang bukti diperlihatkan saat rilis pengungkapan perkara pinjaman online ilegal dengan modus koperasi simpan pinjam (KSP) di Lobby Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (25/10). Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri berhasil menangkap tiga tersangka dan menyita barang bukti uang senilai Rp 20,4 miliar, perangkat komputer, akta pendirian koperasi simpan pinjam, ratusan stampel, dan lainnya.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah kembali menyentil pinjaman online ilegal. Adapun keberadaan layanan pinjaman ini seharusnya bisa membantu masyarakat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kenyataannya tidak sedikit yang dirugikan karena teror sampai berujung bunuh diri.

Baca Juga

"Di Indonesia saya pikir kita semua tahu dan lihat contoh yang sebenarnya tidak baik seperti pinjaman online, di mana orang-orang menderita akibat praktik semacam ini," ujarnya saat webinar seperti dikutip Rabu (27/10).

Menurutnya, saat ini memang semakin banyak masyarakat bergantung pada teknologi. Hal ini harus diikuti literasi keuangan semakin ditingkatkan.

Sri Mulyani berharap ekonomi syariah bisa ikut berperan dalam mengatasi persoalan tersebut, termasuk dari segi peraturan. Selain itu, institusi yang menjalankannya harus kredibel

Financial technology atau fintech juga harus berperan maksimal dalam memberikan layanan dengan tidak eksploitatif, sehingga bisa menciptakan inklusi keuangan yang aman dan adil, daripada eksploitatif kelompok masyarakat dengan literasi keuangan yang rendah,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement