Rabu 27 Oct 2021 09:30 WIB

ISIS di Afghanistan Dapat Serang AS dalam Enam Bulan

AS masih ragu apakah Taliban bisa mengalahkan ISIS.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) menilai, ISIS di Afghanistan dapat memiliki kemampuan untuk menyerang AS dalam enam bulan. Seorang pejabat senior Pentagon pada Selasa (26/10) mengatakan kepada Kongres bahwa, ISIS di Afghanistan memiliki niat untuk melakukan serangan terhadap AS.

Dalam kesaksian di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat, penasihat politik untuk menteri pertahanan AS, Colin Kahl, mengatakan, masih belum diketahui apakah Taliban memiliki kemampuan untuk memerangi ISIS secara efektif. Terutama setelah penarikan pasukan AS pada Agustus lalu.

Baca Juga

“Ini adalah penilaian kami bahwa Taliban dan ISIS-K (ISIS Khorasan) adalah musuh bebuyutan. Jadi Taliban sangat termotivasi untuk mengejar ISIS-K.  Kemampuan mereka untuk melakukannya, saya pikir, harus ditentukan,” kata Kahl.

Kahl memperkirakan ISIS memiliki ribuan kader di Afghanistan. Namun Kahl mengatakan, Alqaidah di Afghanistan menimbulkan masalah yang lebih kompleks, mengingat hubungannya dengan Taliban. Hubungan tersebut memicu intervensi militer AS di Afghanistan pada 2001, setelah serangan 11 September di New York dan Washington. Ketika itu, Taliban menyembunyikan para pemimpin Alqaidah. Kahl mengatakan, Alqaidah membutuhkan waktu sekitar satu atau dua tahun untuk memulihkan kemampuan melakukan serangan terhadap AS.

Presiden AS Joe Biden mengatakan, Amerika Serikat akan terus waspada terhadap ancaman yang berasal dari Afghanistan. Amerika Serikat melakukan operasi pengumpulan intelijen di negara yang akan mengidentifikasi ancaman dari kelompok teror seperti Alqadah dan ISIS.

Menurut Kahl, tujuan operasi intelijen tersebut adalah untuk menghancurkan ISIS dan Alqaidah,sehingga tidak mampu menyerang Amerika Serikat. Kahl mengatakan, Amerika Serikat belum memiliki kesepakatan dengan negara-negara tetangga Afghanistan untuk upaya kontraterorisme. "Kita harus waspada ketika membuat tindakan itu," kata Kahl.

Namun, para pejabat AS secara pribadi memperingatkan bahwa, mengidentifikasi serta mengacaukan kelompok teror seperti Alqaidah dan ISIS sangat sulit dilakukan tanpa kehadiran pasukan di Afghanistan. Sejauh ini, drone yang mampu menyerang target ISIS dan Alqaidah sedang diterbangkan dari Teluk.

Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban, Amir Khan Muttaqi, mengatakan, Taliban akan menangani ancaman dari militan ISIS.  Dia juga memastikan bahwa, Afghanistan tidak akan menjadi basis serangan terhadap negara lain.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement