Rabu 27 Oct 2021 08:11 WIB

Ecobrick, Ide Manfaatkan Sampah Plastik dari Universitas BSI

Ecobrick merupakan salah satu cara memanfaatkan sampah-sampah plastik rumah tangga

Banyaknya sampah plastik yang terdapat di wilayah sekitaran RT 01 dan RT 03 Cheng In, Dadap, Kosambi, Tangerang, membuat tim PHP2D Himpunan Mahasiswa Bahasa Inggris (English Society) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) tergerak untuk membuat Ecobrick bersama anak-anak setempat.
Foto: istimewa
Banyaknya sampah plastik yang terdapat di wilayah sekitaran RT 01 dan RT 03 Cheng In, Dadap, Kosambi, Tangerang, membuat tim PHP2D Himpunan Mahasiswa Bahasa Inggris (English Society) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) tergerak untuk membuat Ecobrick bersama anak-anak setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Banyaknya sampah plastik yang terdapat di wilayah sekitaran RT 01 dan RT 03 Cheng In, Dadap, Kosambi, Tangerang, membuat tim PHP2D Himpunan Mahasiswa Bahasa Inggris (English Society) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) tergerak untuk membuat Ecobrick bersama anak-anak setempat. 

Kegiatan ini pun sudah terealisasi selama lebih dari sebulan sejak dimulai awal bulan September 2021. Di samping itu, tim PHP2D juga menjalankan kerja bakti untuk mewujudkan daerah bersih sampah.

Ketua tim PHP2D English Society Universitas BSI, Meliya mengatakan, ecobrick merupakan salah satu cara memanfaatkan sampah-sampah plastik rumah tangga. Sehingga dapat berguna untuk masyarakat sekitar dan memperpanjang fungsi sampah plastik dengan memasukkannya ke dalam botol plastik.

“Banyaknya sampah plastik, membuat jalanan dan saluran air menjadi tersumbat. Maka kami membuat program kumpul sampah plastik seperti sampah bungkus makanan, kemasan sabun cair, sampo, minyak dan sebagainya dengan trashbag,” tutur Meliya, Senin (26/10).

 

Lanjutnya, sampah tersebut terkumpul warga disekitar RT 01 dan RT 03 Cheng In, Dadap, Kosambi, Tangerang setiap tiga hari sekali. Kemudian sampah yang di dapat tersebut dibersihkan dan diproses pembuatan Ecobrick.

“Proses ecobrick yang pertama adalah mengumpulkan sampah-sampah plastik lalu memotongnya sampai ukuran sedang. Selanjutnya, jika semua sampah plastik sudah dipotong, potongan tersebut akan dimasukkan ke dalam botol-botol plastik berukuran sama sampai padat,” ujarnya.

Ia menjelaskan, proses pemadatan botol plastik dengan sampah dilakukan dengan menggunakan tongkat kayu hingga botol tersebut menjadi keras karena telah berisi potongan plastik yang sangat banyak.“Ecobrick yang sudah jadi jika dikumpulkan dan direkatkan dapat berfungsi sebagai meja, kursi dan dinding yang kokoh,” paparnya.

Hal ini pun sejalan dengan harapan yang diungkapkan oleh pembina English Society Universitas BSI Agus Priadi. Ia mengatakan, pembuatan ecobrick ini sangat baik untuk dilakukan bersama anak-anak.

“Kepedulian terhadap lingkungan ini tentunya harus ditanamkan sedari dini, karena dapat menjadi pondasi untuk menanamkan sikap, moral, karakter dan spiritualitas dalam memanfaatkan sampah yang ada disekitar dengan baik serta membiasakan untuk tidak langsung membuang sampah sembarangan,” kata Agus, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/10).

Ia memaparkan, ecobrick merupakan cara lain dalam memanfaatkan sampah plastik dengan baik. Ecobrick dapat menjadi alternatif dalam membuat barang yang berguna dan bernilai jual.“Semoga kegiatan ini dapat terus dilakukan oleh warga setempat dan menjadi kebiasaan yang baru dalam memanfaatkan sampah,”  katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement