Rabu 27 Oct 2021 07:24 WIB

Amerika Serikat Justru Tolak Permukiman Yahudi Tepi Barat

Permukiman Yahudi di Tepi Barat sumber perbedaan Israel Amerika Serikat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Permukiman Yahudi di Tepi Barat sumber perbedaan Israel Amerika Serikat. Permukiman Yahudi di Tepi Barat
Permukiman Yahudi di Tepi Barat sumber perbedaan Israel Amerika Serikat. Permukiman Yahudi di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) pada Selasa (26/10) mengatakan sangat menentang rencana Israel untuk perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki. Upaya itu dinilai sebagai merusak prospek perdamaian antara Israel dan Palestina.

"Kami sangat prihatin dengan rencana pemerintah Israel untuk memajukan ribuan unit pemukiman besok, Rabu, banyak dari mereka jauh di Tepi Barat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price dalam sebuah pengarahan.

Baca Juga

"Kami sangat menentang perluasan permukiman, yang sama sekali tidak konsisten dengan upaya untuk menurunkan ketegangan dan untuk memastikan ketenangan, dan itu merusak prospek solusi dua negara," kata Price.

Israel akhir pekan menerbitkan tender untuk sekitar 1.300 rumah pemukiman baru di Tepi Barat yang diduduki. Pihak berwenang juga diperkirakan akan membahas proposal untuk 3.000 rumah lainnya. 

Menanggapi kabar tersebut, Price menyatakan, Washington terus meningkatkan pandangannya tentang masalah ini secara langsung dengan para pejabat senior Tel Aviv. Sebagian besar negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap permukiman Tepi Barat sebagai ilegal. 

Aktivitas permukiman Israel adalah sumber perselisihan antara Israel dan Amerika Serikat.  Pembicaraan damai yang didukung Amerika Serikat antara Israel dan Palestina gagal pada 2014. Sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari, para pejabat telah menekankan bahwa menentang perluasan lebih lanjut permukiman Yahudi di tanah pendudukan yang diinginkan Palestina untuk negara masa depan. 

Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan awal bulan ini, bahwa Israel menyadari pandangan pemerintah tentang perlunya menahan diri dari tindakan yang dapat dilihat sebagai provokatif dan merusak upaya untuk mencapai solusi dua negara.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement