Rabu 27 Oct 2021 06:15 WIB

Jokowi Harap Hubungan ASEAN-AS Perkuat Stabilitas Perdamaian

Kita tentu ingin terus melihat kawasan kita menjadi kawasan damai dan stabil.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Joko Widodo menghadiri KTT ASEAN ke-38 dan 39 secara dalam jaringan di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/10/2021).
Foto: Antara/Biro Pers dan Media Kepresidenan/Lukas
Presiden Joko Widodo menghadiri KTT ASEAN ke-38 dan 39 secara dalam jaringan di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/10/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT ke-9 ASEAN-AS secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Selasa (26/10). Dalam pidatonya, Presiden menyampaikan harapannya terkait hubungan ASEAN dengan Amerika Serikat (AS). Jokowi berharap, hubungan ASEAN-AS dapat memperkuat stabilitas dan perdamaian di kawasan.

“Kita ingin terus melihat kawasan kita menjadi kawasan damai dan stabil. Saya yakin, tidak akan ada perdamaian dan stabilitas di Asia tanpa peran dari ASEAN,” ujar Jokowi dikutip dari siaran resmi Istana, pada Rabu (27/10).

Baca Juga

Menurut Presiden, penghormatan terhadap hukum internasional, Treaty of Amity and Cooperation, serta perangkat norma dan hukum lain menjadi kunci. Dalam konteks tersebut, kerja sama konkret untuk mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific secara terbuka dan inklusif menjadi sangat penting.

Ia menilai, melalui kerja sama konkret akan terbangun kepercayaan yang tinggi, yang nantinya dapat menopang stabilitas dan perdamaian. “ASEAN mengharapkan kiranya AS dapat menjadi salah satu mitra utama dalam mengimplementasikan empat prioritas kerjasama AIOP yaitu maritim, konektivitas, SDGs dan kerja sama perdagangan investasi,” jelasnya.

Selain itu, Jokowi juga berharap kemitraan ASEAN-AS dapat menjadi pilar penting pemulihan ekonomi pascapandemi. Menurut Presiden, isu rantai pasok yang tidak terdiversifikasi dengan baik telah memperparah disrupsi di saat dunia menghadapi krisis.

“Ke depan, ASEAN siap menjadi bagian penting dari rantai pasok perdagangan dunia. Integrasi ekonomi jelas menjadi kekuatan bagi ASEAN untuk menjadi bagian rantai pasok dunia,” tambah dia.

Di samping itu, lanjutnya, kemitraan di bidang ekonomi hijau dan berkelanjutan harus menjadi prioritas dalam kemitraan ASEAN-AS, termasuk di bidang transformasi teknologi dan energi.

Menjelang COP26 di Glasgow, debat mengenai peningkatan komitmen tiap negara sangat mengemuka. Presiden berpendapat, debat ini penting untuk diletakkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan.

“Debat ini juga harus ditopang dengan komitmen kerja sama bagi pemenuhan komitmen. Dengan demikian, kita dapat menggunakan energi kita untuk menangani isu perubahan iklim secara bersama dan tidak membuang energi untuk saling menyalahkan,” ujarnya.

Selanjutnya, Presiden juga menyinggung mengenai penguatan kerja sama kesehatan. Pandemi yang terjadi, kata dia, telah menyadarkan pentingnya investasi di bidang kesehatan. Menurut Jokowi, pembangunan ketahanan kesehatan nasional akan menjadi modal dasar ketahanan kesehatan global.

“Rantai pasok produksi obat-obatan, vaksin, alat-alat kesehatan harus didiversifikasi, termasuk ke kawasan Asia Tenggara,” ucap Presiden.

Jokowi juga menjelaskan, ASEAN saat ini tengah membangun sebuah arsitektur kesehatan baru. ASEAN berharap AS akan menjadi salah satu mitra utama pembangunan ketahanan kesehatan ASEAN.

“Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan apresiasi atas dukungan vaksin AS kepada negara-negara ASEAN yang jumlahnya lebih dari 30 juta. Upaya mencapai kesetaraan akses vaksin bagi semua negara akan menjadi kunci kecepatan dunia keluar dari pandemi,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement