Rabu 27 Oct 2021 06:08 WIB

Dermaga IV Ketapang ASDP Perkuat Konektivitas Jawa dan NTB

Pengoperasian layanan ferry tersebut guna mendukung sektor pariwisata dan efisiensi

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Kendaraan keluar dari kapal melintas di dermaga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (12/3/2021). PT Asdp Ketapang akan melakukan penutupan aktivitas penyeberangan dimulai pada 14 Maret pukul 00.00 WIB dan dibuka kembali pada 15 Maret pukul 05.00 WIB untuk menghormati umat Hindu di Bali yang merayakan Hari Raya Nyepi Caka 1943.
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Kendaraan keluar dari kapal melintas di dermaga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (12/3/2021). PT Asdp Ketapang akan melakukan penutupan aktivitas penyeberangan dimulai pada 14 Maret pukul 00.00 WIB dan dibuka kembali pada 15 Maret pukul 05.00 WIB untuk menghormati umat Hindu di Bali yang merayakan Hari Raya Nyepi Caka 1943.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimistis kehadiran dermaga IV Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur dapat memperkuat konektivitas penyeberangan. Begitu juga dalam memperkuat sektor logistik antara Jawa dan Nusa Tenggara Barat. 

"Alhamdullilah, dengan beroperasinya dermaga IV Ketapang ini dapat memperkuat konektivitas penyeberangan dan kelancaran sektor logistik khususnya layanan ferry jarak jauh yang menghubungkan pulau Jawa dan Lombok," kata Direktur Teknik dan Fasilitas ASDP Indonesia Ferry Kusnadi C Wijaya dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (27/10) malam. 

Kusnadi menjelaskan, pengoperasian layanan ferry jarak jauh Ketapang-Lembar tersebut sebagai upaya pengembangan konektivitas dari Jawa-Nusa Tenggara Barat. Khususnya dalam mendukung program pemerintah memajukan sektor pariwisata dan dukungan terhadap kebijakan Gubernur Bali untuk mengurai kepadatan lalu lintas di Gilimanuk-Denpasar sekaligus menghemat biaya pemeliharaan jalan. "Dengan adanya lintasan Ketapang-Lembar ini diharapkan layanan penyeberangan semakin efektif dan efisien, serta menekan biaya logistik," ujar Kusnadi. 

Saat ini dermaga IV Ketapang telah melayani 5 kapal yang beroperasi dengan waktu tempuh 12 jam. Dermaga tersebut telah beroperasi sejak Desember 2020 dengan load factor diatas 75  persen. 

Dengan kelancaran pengoperasian LDF Ketapang-Lembar tersebut dapat mendukung pembangunan daerah sekitar Banyuwangi maupun Lombok dengan memunculkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Selain itu juga mendukung pembangunan nasional secara keseluruhan, mendukung pertumbuhan dan pelayanan sektor lainnya seperti pariwisata di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), serta memberikan multiplier effect pada perekonomian di Jawa Timur dan NTB. 

"Dengan hadirnya dermaga IV Ketapang ini, konektivitas penyeberangan dan juga kelancaran sektor logistik antara Pulau Jawa, Bali dan Lombok dapat terlayani dengan baik," ungkap Kusnadi. 

Kusnadi memastikan, ASDP akan terus berupaya meningkatkan pelayanan prima kepada seluruh stakeholder. Terutama para pengguna jasa agar dapat mengakses transportasi penyeberangan dengan kapal ferry yang aman, nyaman, dan selamat. 

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Parawansa mengungkapkan dengan hadirnya dermaga IV tersebut dapat membawa manfaat yang besar. Khsususnya kepada pada perkembangan konektivitas perdagangan maupun angkutan penumpang antara Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. 

“Harapannya, akan ada kemudahan, percepatan efektivitas dalam membangun koneksitas dan aksesibilitas untuk angkutan barang, jasa maupun masyarakat dari Jawa ke NTB.  Semakin baik konektivitas, maka tentu akan lebih murah, lebih efektif dan lebih efisien,” ungkap Khofifah. . 

Khofifah menilai setiap pelayanan transportasi hendaknya mengedepankan pelayanan yang selamat, aman, nyaman, cepat, moderen, dan terjangkau. Dia mengatakan, digitalisasi sektor transportasi sebuah keniscayaan yang wajib direalisasikan, salah satunya memberikan jaminan kepastian tarif bagi setiap pengguna jasa angkutan penyeberangan secara modern dengan pembayaran secara cashless. 

"Harapan kami, dengan digitalisasi sistem maka seluruh aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang dapat tercatat secara elektronik. Dengan demikian dapat mendongkrak kinerja dan layanan angkutan penyeberangan baik manusia maupun barang sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement