Selasa 26 Oct 2021 18:55 WIB

Menkes: Vaksinasi Anak 5-11 Tahun Dimulai Awal 2022

Pemerintah masih menunggu hasil uji klinis dari Sinovac, Sinopharm, dan Pfizer.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Mas Alamil Huda
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memperkirakan bahwa pemberian vaksinasi untuk anak-anak usia 5-11 tahun akan dapat dilaksanakan pada awal tahun depan. Namun, pemerintah masih menunggu hasil uji klinis dari tiga produsen vaksin, yakni Sinovac, Sinopharm, dan Pfizer.

"Diharapkan sampai akhir tahun bisa keluar ketiganya untuk emergency use authorization (EUA)," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers virtual di Youtube Perekonomian RI, Selasa (26/10).

Menkes memaparkan, pemerintah akan bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) untuk memastikan ketiga vaksin tersebut dapat bisa secepat mungkin digunakan di sini, setelah vaksinasi anak usia 5-11 tahun dilaksanakan di negara asal produsen.

"Rencanaya kalau sudah keluar hasil uji klinisnya, bisa mulai digunakan di awal tahun depan," kata Menkes.

Saat ini diketahui bahwa jumlah pasien pneumonia anak di RSUD di DKI Jakarta membludak. Semua kasus pneumonia itu untuk sementara akan dicurigai sebagai Covid-19 sampai hasil tes PCR menyatakan negatif. Banyaknya kasus pneumonia anak dicurigai karena melonggarnya protokol kesehatan di saat masyarakat sudah mulai berlibur bersama keluarga mereka.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi menambahkan, pihaknya berupaya untuk terus melakukan edukasi masif dan berbagai kebijakan untuk memperkuat prokes, dan juga pembatasan pergerakan masyarakat.

"Untuk tenaga kesehatan, sampai saat ini masih cukup dan kita cegah anak-anak untuk tidak jatuh ke kondisi dengan gejala berat," kata Siti Nadia dalam pesan singkat.

Ia memastikan bahwa anak-anak akan segera divaksinasi secepat mungkin setelah uji klinis selesai. "Ini yang pasti akan menentukan jenis vaksin yang digunakan. Kalau tenaga vaksinator kita cukup," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement