Selasa 26 Oct 2021 16:56 WIB

Guru Besar FKUI: Waspadai Penularan Covid-19 di Pesawat

Penumpang pesawat direkomendasikan tak buka masker selama penerbangan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Calon penumpang pesawat terbang melakukan pemindaian kode batang melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki area Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (26/10). Pemerintah berencana menjadikan tes PCR syarat wajib perjalanan untuk pengguna semua moda transportasi guna mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang libur Natal dan tahun baru (Nataru). Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Calon penumpang pesawat terbang melakukan pemindaian kode batang melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki area Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (26/10). Pemerintah berencana menjadikan tes PCR syarat wajib perjalanan untuk pengguna semua moda transportasi guna mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang libur Natal dan tahun baru (Nataru). Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan ripsiko penularan Covid-19 di dalam pesawat. Ia menduga penularan Covid-19 dapat terjadi ketika membuka masker dan makan sembari mengobrol di dalam pesawat.

"Membuka masker dan makan sambil banyak bercakap-cakap tentu meningkatkan risiko penularan pula jadinya walaupun pesawat sudah dilengkapi dengan Hepa filter dan lainnya," kata Prof Tjandra dalam keterangannya, Selasa (26/10).

Baca Juga

Prof Tjandra mendapati pihak maskapai penerbangan membagikan makanan dan minuman pada penumpang rute perjalanan tertentu. Sebagian penumpang memilih mengonsumsi makanan dan minuman di dalam pesawat.

"Pada kenyataannya, baik di penerbangan Jakarta ke Bali dan juga sebaliknya maka orang yang duduk di sebelah saya membuka bungkusan makanan dan menyantapnya di pesawat," ujar Prof Tjandra.

 

Selain itu, Prof Tjandra merekomendasikan penumpang pesawat tetap mengenakan masker ketika pemeriksaan kartu tanda penduduk (KTP) dan tiket pesawat. Sebab ia menemukan penumpang diminta membuka masker di bandara Ngurah Rai. Ia menduga maksudnya untuk mengecek apakah wajah sesuai dengan yang di kartu pengenal. 

"Padahal saat itu cukup banyak orang yang antri dalam beberapa baris, petugas dan lain-lain. Sehingga membuka masker walaupun sebentar tentu membuat risiko untuk terjadinya penularan. Baiknya keharusan buka masker ini tidak perlu dilakukan," tutur Prof Tjandra.

Tjandra mengimbau masyarakat mengikuti pola kehidupan baru bersama Covid-19. Dengan begitu melandainya kasus Covid-19 di Tanah Air akan membuat lebih banyak orang bepergian dengan aman. "Kita semua perlu belajar menyesuaikan diri, baik masyarakat luas maupun para petugas dan penentu kebijakan publik," ucap Prof Tjandra. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement