Selasa 26 Oct 2021 14:30 WIB

Polisi Selidiki Sampel Nasi Kotak Sebabkan Keracunan

Pemilik warung, Lidya, juga telah meminta maaf atas kejadian keracunan makanan.

Ilustrasi keracunan
Foto: Antara/Saiful Bahri
Ilustrasi keracunan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Sektor Koja menyelidiki sampel nasi kotak yang dibagikan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan diduga menyebabkan sejumlah warga Koja, Jakarta Utara, keracunan.

Kapolsek Koja Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Abdul Rasyid mengatakan, sampel nasi kotak berisi sayur buncis, telur, dan tempe orek tersebut dikirimkan ke laboratorium Polri di wilayah Sentul, Bogor, Jawa Barat, sebagai bagian dari penyelidikan awal.

"Jadi kita belum melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Nanti dari hasil laboratorium kan ketahuan, misalnya, nasinya ada racunnyakah? Jenis apa? Racun apa?," kata Rasyid.

Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Jakarta Utara meminta maaf atas insiden dugaan keracunan makanan. Ketua DPD PSI Jakarta Utara Darma Utama juga menjanjikan santunan pada korban dugaan keracunan. Korban merupakan warga Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara.

Darma mengatakan,  makanan siap saji itu bagian dari program "Rice Box PSI" yang sudah digelar sejak April 2021. Sampai hari ini, kata dia, sudah dibagikan lebih dari 300 ribu di seluruh Indonesia. Selama ini, sama sekali tidak ada masalah.

"Kejadian seperti di Kampung Beting itu adalah yang pertama kali,” kata Darma Utama.

Program "Rice Box PSI" melibatkan warung-warung makanan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner yang juga terdampak pandemi, sebagai penyedia atau pemasok.

"Jadi PSI tidak membuat makanan. Kami membagikan dan menghimpun dukungan program ini dari publik," kata Darma. PSI juga telah memberikan santunan kepada 29 orang yang menjadi korban.

Pada kesempatan berbeda, pemilik warung, Lidya, juga telah meminta maaf atas kejadian keracunan makanan di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara. Selama ini ia sudah menjaga agar makanan aman dikonsumsi.

Dia sudah bekerja sama dengan PSI menyediakan makanan untuk program "Rice Box PSI" sejak Agustus lalu dan sudah memasak untuk lebih 1.000 kotak nasi. "Saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Ini murni kesalahan saya,” kata Lidya.

Lidya berterima kasih kepada PSI karena program tersebut telah membantu usaha kulinernya bisa tetap bertahan di tengah pandemi ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement