Selasa 26 Oct 2021 13:07 WIB

Pemkot Yogyakarta Gelar Aktivitas Wisata Sehat

Keberhasilan prokes di Yogyakarta jadi daya tarik utama wisatawan untuk berkunjung.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Kusir andong mengikuti vaksinasi keliling Covid-19 oleh BIN di Malioboro, Yogyakarta, Kamis (14/10). Vaksinasi keliling Covid-19 ini untuk membantu pedagang atau pelaku ekonomi di Malioboro yang belum vaksin atau untuk vaksinasi kedua. Pedagang kaki lima, kusir andong, dan tukang becak menjadi sasaran vaksinasi ini.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Kusir andong mengikuti vaksinasi keliling Covid-19 oleh BIN di Malioboro, Yogyakarta, Kamis (14/10). Vaksinasi keliling Covid-19 ini untuk membantu pedagang atau pelaku ekonomi di Malioboro yang belum vaksin atau untuk vaksinasi kedua. Pedagang kaki lima, kusir andong, dan tukang becak menjadi sasaran vaksinasi ini.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aktivitas pariwisata sehat terus diupayakan untuk diwujudkan di masa PPKM level 2. Pasalnya, saat ini pembukaan destinasi sudah diizinkan dengan pembatasan kapasitas sebesar 25 persen.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, aktivitas wisata sehat diwujudkan dalam rangka meningkatkan perekonomian. "Tujuannya untuk memastikan keamanan wisatawan, selain itu agar perekonomian dan pariwisata di Kota Yogya tetap bergerak," kata Heroe.

Heroe juga meminta agar seluruh destinasi wisata yang sudah beroperasi untuk menjalankan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 dan mematuhi aturan PPKM level 2.

Menurutnya, keberhasilan penerapan prokes, termasuk protokol Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability (CHSE) di destinasi wisata dapat menjadi daya tarik utama.

"(Keberhasilan prokes dan CHSE) Menjadi daya tarik utama wisatawan percaya diri untuk berkunjung ke Kota Yogya," ujarnya yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut.

Mengantisipasi banyaknya wisatawan yang masuk ke Kota Yogyakarta, pihaknya sudah mulai menerapkan one gate system. Ia berharap seluruh wisatawan yang masuk menggunakan bus wisata dapat mematuhi aturan one gate system.

Sistem ini diterapkan dengan memeriksa kartu vaksin dan keterangan bebas Covid-19 terhadap wisatawan yang datang dengan bus wisata. Pemeriksaan dipusatkan di Terminal Giwangan dan nantinya mendapatkan stiker sebagai penanda untuk mendapatkan tempat parkir, terutama yang mengunjungi Malioboro.

"Itu kan saling mengikat, wisatawan yang berkunjung ke Malioboro misalnya, pasti cari tempat parkir," jelas Heroe.

Bagi bus wisata yang tidak melakukan pemeriksaan di Terminal Giwangan, dipastikan tidak mendapat tempat parkir. Sebab, hanya tiga tempat khusus parkir (TKP) yang disediakan dengan kapasitas yang hanya dapat menampung 127 bus wisata yakni TKP Abu Bakar Ali, TKP Ngabean dan TKP Senopati (Bank Indonesia).

"Mereka itu, kami pastikan, tidak akan mendapat tempat parkir, kalau tidak melewati Terminal Giwangan dulu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement