REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Olivier Giroud salah satu pemain dengan prestasi mentereng dalam 10 tahun terakhir. Ia telah malang melintang membela sejumlah klub besar dan sempat menjadi andalan tim nasional Inggris.
Namun, di beberapa momen, sang penyerang menemui kegagalan. Baik itu di level klub, maupun ketika saat berada di timnas. Giroud pun menyesalinya.
Pada masa lalu, ia berstatus ujung tombak Arsenal. Tepatnya dari 2012 hingga 2018. Selama periode tersebut, jebolan akademi Grenoble ini mencetak 105 gol dalam 253 penampilan.
Giroud tak bisa membawa the Gunners meraih gelar Liga Primer Inggris. Setelahnya ia pindah ke Chelsea. Sang bomber membela the Blues dari 2018 hingga 2021.
Ia juga gagal meraih trofi liga domestik sewaktu bermarkas di Stamford Bridge. Kemudian bersama Prancis, ia merasakan kekalahan di final Piala Eropa 2016. Saat itu, Les Bleus bertindak sebagai tuan rumah.
Kini Giroud memulai tantangan berbeda. Ia telah menjadi bagian dari AC Milan. Ia berharap bisa membawa Milan merajai Serie A.
"Saya masih memiliki harapan untuk memenangkan liga lain dengan klub baru saya, dan saya fokus akan hal itu," kata striker 35 tahun ini, dikutip dari Football Italia, Selasa (26/10).
Peluang Giroud berjaya bersama Rossoneri, terbuka lebar. Pasukan merah hitam sedang bagus-bagusnya di Serie A musim ini. Skuat polesan Stefano Pioli belum terkalahkan dalam sembilan giornata awal.
Sebanyak delapan partai berhasil mereka menangkan. Sisanya satu duel berkesudahan imbang. Milan berada di kursi runner up klasemen sementara.
Jumlah 25 poin milik Il Diavolo, sama dengan Napoli di singgasana. Hanya saja, elite kota mode kalah selisih gol dari Partenopei. Beberapa jam lagi, Giroud dan rekan-rekan melanjutkan petualangan di Serie A.
AC Milan bertemu Torino pada giornata ke-10. Duel tersebut berlangsung di Stadion San Siro, Milan, Rabu (27/10) dini hari WIB.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
