Selasa 26 Oct 2021 08:45 WIB

BI Kembangkan Instrumen Pasar Keuangan Hijau 

Isu utama konsep keberlanjutan yang menjadi perhatian ialah dampak perubahan iklim.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter ikut berkontribusi mengembangkan instrumen pasar keuangan hijau dan berkelanjutan demi mendorong pembiayaan ekonomi di Indonesia. BI juga terus meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang keuangan berkelanjutan melalui capacity building yang relevan.

Isu mengenai keuangan berkelanjutan merupakan salah satu topik dari enam isu prioritas di bidang keuangan yang akan diangkat pada Presidensi G20 Indonesia. Isu keuangan berkelanjutan ini terkait upaya dalam mengembangkan sumber-sumber pembiayaan yang dapat mendukung upaya dunia.

Khususnya dalam mengatasi perubahan iklim, termasuk menangani risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon. G20 adalah forum kerja sama multilateral yang bertujuan mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, dalam sambutan kegiatan mengungkapkan bahwa seluruh pemangku kepentingan harus berkolaborasi, bersinergi, dan bekerja sama dalam mengimplementasikan kerangka kerja yang komprehensif dari kebijakan berkelanjutan nasional.

"Momentum sinergi dan kolaborasi antarotoritas perlu disongsong sedini mungkin," kata Destry dalam lokakarya bertema “Sustainable Finance and Climate Change Impact" yang diselenggarakan oleh BI pada 25 hingga 27 Oktober 2021 secara virtual.

Rangkaian kegiatan lokakarya ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman seluruh partisipan dalam melanjutkan upaya pengembangan keuangan berkelanjutan. Termasuk untuk mengembangkan instrumen pasar uang hijau dan berkelanjutan di Indonesia.

Penerapan dini memungkinkan tercipta ruang untuk memperkuat dan mengembangkan aspek fundamental dan infrastruktur ekosistem keuangan berkelanjutan. Misalnya terkait taksonomi, lembaga pendukung, regulasi, dan hal-hal lain guna mempercepat pembangunan dengan konsep hijau dan berkelanjutan.

"Perlu ada harmonisasi antara pertumbuhan ekonomi dengan aspek lingkungan dan sosial guna menarik lebih banyak investor," ungkap Destry.

Salah satu isu utama konsep keberlanjutan yang menjadi perhatian global maupun Indonesia adalah dampak perubahan iklim terhadap stabilitas pertumbuhan ekonomi dan sistem keuangan. Hal ini ditunjukkan melalui komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris tahun 2015 untuk turut berkontribusi membatasi pemanasan global tidak melewati ambang batas dua derajat Celcius.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement