Selasa 26 Oct 2021 06:05 WIB

Alat Penyaring HEPA Turunkan Transmisi Airborne SARS-CoV-2

Studi sebut penyaring HEPA turunkan transmii airborne SARS-CoV-2 di rumah sakit.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Studi sebut penyaring HEPA turunkan transmii airborne SARS-CoV-2 di rumah sakit.
Foto: Pixabay
Studi sebut penyaring HEPA turunkan transmii airborne SARS-CoV-2 di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transmisi airborne Covid-19 di lingkup rumah sakit dapat dicegah melalui penggunaan alat penyaring udara. Penyaringan udara di bangsal rawat inap dinilai lebih penting dibandingkan di ruang ICU.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi pada preprint server MedRxiv yang saat ini belum diulas oleh rekan sejawat. Ini merupakan studi pertama yang mendemonstrasikan bagaimana penggunaan penyaring high-efficiency particulate air (HEPA) dapat menurunkan transmisi airborne SARS-CoV-2 yang dapat terdeteksi di udara dalam setting rumah sakit.

Baca Juga

Studi ini dilakukan karena tim peneliti menyadari masih ada area layanan kesehatan yang tidak disertai dengan penggantian udara frekuensi tinggi dengan kapasitas yang memadai. Padahal area-area layanan kesehatan tersebut menampung banyak pasien Covid-19 ketika terjadi lonjakan kasus.

Beberapa percobaan sebelumnya pernah dilakukan untuk menelii kemampuan penyaring HEPA dalam membuang partikel-partikel Covid-19 di udara. Akan tetapi, percobaan-percobaan tersebut hanya dilakukan di lingkungan terkontrol, bukan di lingkungan dunia nyata.

"Sebelum kami mengerjakan studi ini kamu sudah mengetahui bahwa penyaring HEPA dapat menangkap partikel-partikel kecol, tapi kami tidak mengetahui apakah kemampuan ini berlaku di lingkungan dunia nyata pada bangsal Covid-19 yang disertai penyaring portable," jelas ketua tim peneliti D3 Andrew Conway Morris, Clinician Scientist dari Intensive Care Medicine, University of Cambridge, seperti dilansir Fox News, Selasa (26/10).

Studi ini berlangsung selama tiga pekan, pada Januari 2021 hingga Februari 2021, pada saat kapasitas unit-unit rumah sakit dipenuhi oleh pasien Covid-19. Para peneliti lalu menggunakan dua unit Covid-19 rumah sakit sebagai bangsal umum dan unit pelayanan intensif (ICU).

Penyaring HEPA dipasang pada dua lokasi tersebut. Peneliti lalu mengukur kemampuan penyaring-penyaring HEPA kni dalam membuang partikel-partikel kecil yang terkadang lolos dari penyaringan alat pelindung diri.

Para peneliti mengumpulkan sampel dari udara pada pekan pertama, kedua, dan ketiga. Saat proses pengambilan sampel di pekan pertama dan ketiga, penyaring HEPA dimatikan dan pada pengambilan sampel di pekan kedua, penyaring HEPA dinyalakan.

Partikel Covid-19 sedang dan besar dapat ditemukan pada udara di bangsal umum saat sistem penyaring udara belum dinyalakan. Peneliti lebih memantau partikel sedang dan besar karena partikel kecil kemungkinan tidak dihasilkan oleh pasien dan tidak relevan secara klinis. Setelah sistem penyaringan HEPA dinyalakan, tim peneliti tak bisa mendeteksi partikel Covid-19.

"(Ketika kami) melihat data kami terkejut dengan hilang totalnya SARS-CoV-2 dari atmosfer bangsal yang dites (setelah penyaring HEPA dihidupkan)," ungkap Morris.

Sedangkan di lingkungan ICU, bukti yang menunjukkan bahwa partikel SARS-CoV-2 ada di udara sangat terbatas. Dan hanya ditemukan satu partikel Covid-19 berukuran sedang di lingkungan ICU ketika sistem penyaringan dinyalakan.

"Betapa sedikitnya SARS-CoV-2 yang kami temukan di udara ICU, di mana tentu saja kita semua menggunakan proteksi dengan tingkat tertinggi," ujar Morris.

Berdasarkan studi ini, penyaringan udara di area bangsal rumah sakit mungkin lebih penting untuk dilakukan dibandingkan di area ICU. Alasannya, partikel SARS-CoV-2 jauh lebih sedikit ditemukan di lingkungan ICU dan replikasi virus tampak lebih rendah pada unit tersebut.

Studi ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Oleh karena itu, studi dalam skala yang lebih besar perlu dilakukan untuk memperkuat temuan ini. Terlepas dari itu, studi baru ini memberikan implikasi kuat dalam kontrol infeksi, khususnya di lingkungan rumah sakit.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement