Senin 25 Oct 2021 17:02 WIB

Libya Buka Pendaftaran Calon Presiden pada November

Putaran pertama pemilihan presiden akan digelar pada 24 Desember.

Rep: Mgrol131/ Red: Gita Amanda
Komandan Militer Pemberontak Khalifa Haftar, salah satu orang kuat di Libya berencana mencalonkan diri sebagai presiden Libya.  (ilustrasi)
Foto: Yannis Kolesidis/EPA
Komandan Militer Pemberontak Khalifa Haftar, salah satu orang kuat di Libya berencana mencalonkan diri sebagai presiden Libya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Komisi Pemilihan Umum Nasional Libya akan mulai membuka pendaftaran calon kandidat presiden pada bulan November 2021, walau di tengah perselisihan yang sedang terjadi di Libya.

Seperti yang diketahui, pemilihan umum akan digelar di Libya pada Desember. Ketua Komisi Pemilihan Umum Emad al-Sayah, mengatakan pada Ahad (24/10), bahwa proses pendaftaran diharapkan akan dimulai pada pertengahan November, yakni setelah rampungnya persiapan teknis dan logistik pemilu.

Baca Juga

“Putaran pertama pemilihan presiden akan digelar pada 24 Desember. Putaran kedua dilanjut dengan pemilihan perlemen di kemudian hari,” ujar al-Sayah, seperti dilansir dari laman Aljazirah, Senin (25/10).

Pemungutan suara ini merupakan langkah kunci dalam proses yang didukung PBB untuk mengakhiri konflik serta kekerasan yang terjadi selama satu dekade ini. Dengan adanya pemilu ini dapat menciptakan kepemimpinan politik baru yang legitimasinya diterima secara luas dan sah.

Perdana Menteri Libya berserta elemen kekuatan asing mendukung adanya pemilihan nasional ini melalui Konferensi Stabilisasi Libya di Tripoli pada 21 Oktober 2021. Berdasarkan Perjanjian Politik Libya pada tahun 2015, Dewan Tinggi Negara di Tripoli dan Dewan Perwakilan Rakyat di Tobruk, Libya Timur, harus menyetujui terlebih dahulu kerangka kerja pemilu untuk mengadakan pemilihan.

Para Legislator di Tripoli mendukung penetapan kondisi yang melarang Komandan Militer Pemberontak Khalifa Haftar, salah satu orang kuat di Libya berencana mencalonkan diri sebagai presiden Libya. Namun sebaliknya, di Kota Tobruk justru menghasilkan kondisi yang sangat memungkinkan Haftar dalam mencalonkan diri sebagai presiden.

Haftar yang dikenal sebagai kepala Tentara Nasional Libya (LNA) yang berbasis di timur dan telah mengobarkan perang setelah Libya terpecah pada tahun 2014 ini, mengatakan pada September lalu bahwa Ia mundur dari peran militernya selama tiga bulan, demi membuka jalan untuk berdiri sebagai presiden.

Orang-orang terdekat Saif al-Islam Gaddafi, putra mendiang mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi dan orang paling kuat kedua di Libya, telah memberi isyarat bahwa Saif kemungkinan masuk di antara kandidat yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden nanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement