Senin 25 Oct 2021 14:21 WIB

Menkeu Waspadai Isu Ekonomi Global Terhadap Ekonomi Nasional

Selain tapering AS, pemerintah juga mewaspadai brexit dan kasus Evergrande.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Foto udara proyek pembangunan perumahan milik developer Evergrande di Beijing, Rabu (22/9). Pemerintah mewaspadai kenaikan suku bunga Amerika Serikat dan risiko gagal bayar Evergrande.
Foto: AP News
Foto udara proyek pembangunan perumahan milik developer Evergrande di Beijing, Rabu (22/9). Pemerintah mewaspadai kenaikan suku bunga Amerika Serikat dan risiko gagal bayar Evergrande.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mewaspadai kenaikan suku bunga Amerika Serikat dan risiko gagal bayar Evergrande. Hal ini dikhawatirkan memunculkan efek spillover yang berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan sejumlah isu global yang juga perlu diwaspadai oleh Indonesia seperti tapering dan kenaikan suku bunga Bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) dan debt limit Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

“Jika kita lihat proyeksi ekonomi berbagai negara oleh IMF 2021, banyak mengalami penurunan, termasuk AS, Jepang. Dinamika global ini menjadi sesuatu yang perlu kita waspadai dalam mengelola perekonomian kita,” ujarnya saat konferensi pers APBN KiTA secara virtual, Senin (25/10).

Adapun isu lainnya, kemungkinan terjadinya tapering oleh Bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB), Bank sentral Inggris atau Bank of England (BoE) termasuk dampak Brexit pada labor shortages sekaligus gangguan suplai.

“Brexit ini menimbulkan disrupsi sisi suplai, dari sisi labor maupun inflasi,” ucapnya.

Ancaman lainnya lanjut Sri Mulyani risiko gagal bayar Evergrande di China. Hal ini juga kemudian menyebabkan terjadinya penurunan harga berbagai komoditas perdagangan dunia. 

"Di China kasus Evergrande meski kemarin sudah mampu membayar cicilan utang tapi ini belum selesai, dan potensi perlambatan ekonomi di Tiongkok yang memberikan dampak ke perekonomian dunia. Mulai harga komoditas maupun perekonomian secara umum. Semua ini menjadi satu yang pasti memengaruhi ekonomi Indonesia," ucapnya.

Menurutnya dampak dari berbagai isu ini berupa peningkatan volatilitas pasar keuangan yakni penurunan arus modal, peningkatan minat pada safe haven asset, penguatan dolar AS, kenaikan imbal hasil termasuk surat berharga negara (SBN), sampai pada penurunan saham yang diperdagangkan.

“Secara keseluruhan, sentimen global ini akan berpengaruh pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global termasuk terganggunya supply chain dalam negeri yang berdampak pada sektor manufaktur serta penurunan permintaan terhadap barang ekspor mitra dagang AS dan China,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement