Senin 25 Oct 2021 11:11 WIB

Pemprov DKI: Antisipasi Banjir Jauh Lebih Siap

Antisipasi banjir menghadapi musim hujan pada akhir tahun 2021 sudah jauh lebih siap.

Petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat mengukur ketinggian air di Pintu Air Petambutan II, Jakarta, Selasa (19/10/2021). Pemprov DKI melakukan antisipasi banjir saat memasuki musim hujan dengan cara menyiagakan pompa air, merevitalisasi pintu air dan memasang alat pengukur curah hujan di setiap kelurahan.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga/rwa.
Petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat mengukur ketinggian air di Pintu Air Petambutan II, Jakarta, Selasa (19/10/2021). Pemprov DKI melakukan antisipasi banjir saat memasuki musim hujan dengan cara menyiagakan pompa air, merevitalisasi pintu air dan memasang alat pengukur curah hujan di setiap kelurahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengklaim telah melakukan langkah strategis pengendalian banjir menghadapi musim hujan melalui sejumlah program gerebek lumpur.

Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko mengatakan, antisipasi potensi banjir di DKI Jakarta pada tahun ini dilakukan lebih cepat dari tahun sebelumnya.

Misalnya, banjir pada 20 Februari 2021, karena hujan ekstrim yang curah hujannya mencapai 226 mm/hari yang melampaui kapasitas drainase di Jakarta. "Dampak dari hujan ekstrim itu, 49 RT di Jakarta mengalami banjir," katanya.

Sigit menyatakan, antisipasi banjir menghadapi musim hujan pada akhir tahun 2021 ini sudah jauh lebih siap dari tahun-tahun sebelumnya. "Hujan deras yang turun bisa ditangani dengan cepat, sehingga tidak terjadi banjir," katanya.

Antisipasi banjir itu dilakukan Pemprov DKI Jakarta melalui program gerebek lumpur, yakni melakukan pengerukan selokan, kali, situ, hingga waduk. "Program lainnya adalah, membuat olak-olakan, memperbaiki saluran air, mengintensifkan instalasi sumur resapan vertikal," katanya.

Pemprov DKI Jakarta juga mengimplementasikan program "blue and green" yaitu taman yang menjadi kawasan tampungan air sementara saat intensitas hujan tinggi, penyediaan alat pengukur curah hujan, dan perbaikan pompa.

Antisipasi lainya adalah, dengan menyiagakan pompa sepanjang tahun di 178 lokasi rumah pompa. Ada 457 pompa stasioner di dekat sungai, waduk, maupun pintu air, serta ada 282 unit pompa mobile atau portabel yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta Jakarta.

"Pemprov DKI Jakarta juga mendatangkan tambahan pompa mobile sebanyak 40 unit," ujarnya.

Sigit menambahkan, Pemprov DKI Jakarta juga menambahkan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai kawasan serapan air hujan dengan target ada tambahan 12 taman baru pada tahun ini, untuk melengkapi 57 taman maju bersama (TMB) yang sudah ada.

Ada pula taman grande, yakni merevitalisasi taman-taman yang sudah ada, misalnya Taman Tebet yang saat ini dalam proses dikerjakan, dan salah satu RTH lainnya adalah Hutan Mangrove di Jakarta Utara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement