Senin 25 Oct 2021 06:24 WIB

Kementan Dongrak Produktivitas Padi dengan Perbenihan VUB

Balitbangtan telah menghasilkan 318 VUB, di antaranya Inpari 30

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andi Nur Aminah
 Pekerja menanam benih padi di sawah d(ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Pekerja menanam benih padi di sawah d(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lampung selama ini dikenal sebagai daerah yang giat menggenjot produksi padi hingga bertengger di lima besar nasional provinsi dengan peningkatan produksi padi tertinggi. Guna mendukung ketahanan pangan Provinsi Lampung, Balitbangtan melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung mendorong ketersediaan benih sumber dan penumbuhan penangkar benih padi melalui introduksi Varietas Unggul Baru (VUB) hasil invensi Balitbangtan. 

Salah satu wilayah yang berhasil dikembangkan sebagai sentra perbenihan adalah di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan. Pada total luasan 1.000 hektare di lokasi tersebut berhasil ditanam VUB Inpari 30 dengan luas 7 hektare perbenihan atas pendampingan BPTP Lampung bersama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lampung Selatan dan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) setempat.

Baca Juga

Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry menyatakan saat ini Balitbangtan telah menghasilkan 318 VUB, di antaranya Inpari 30 yang saat ini dilakukan panen raya.

“Inpari 30 ini berasal dari Varietas Ciherang yang telah mengalami pengembangan, yaitu toleran terhadap genangan," katanya dalam siaran pers, Ahad (24/10). 

Sementara itu, Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mengatakan bahwa Provinsi Lampung adalah salah satu wilayah penyangga yang menyumbang pangan untuk wilayah DKI Jakarta dan Pulau Jawa. “Lampung Selatan dapat menjadi daerah penyangga ketahanan pangan nasional,” tegas Nanang.

Keberhasilan program tersebur tercermin pada panen raya di Desa Trimomukti pada Rabu (20/10). Ketua Komisi IV, Sudin mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian yang telah mendampingi petani di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, sehingga pada panen tersebut dapat diperoleh hasil produksi 7,8 ton/ha yang akan dijadikan sumber benih.  

"Petani harus dapat memaksimalkan pengolahan hasil tanaman padi, misalnya dikemas dalam kemasan lima kilogram dan dapat diperjualbelikan di pasar-pasar tradisional maupun modern," katanya. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement