Ahad 24 Oct 2021 17:28 WIB

Masyarakat Diminta tak Termakan Hoaks Seputar Gempa Ambarawa

Polisi mengkonfirmasi sejumlah kabar hoaks terkait gempa di Ambarawa.

Rep: Bowo Pribadi / Red: Bayu Hermawan
Sebagian warga Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memilih berdiam di luar rumah dengan mendirikan tenda atau sekedar menggelar tikar, menyusul guncangan gempa bumi susulan masih berlanjut hingga Sabtu (23/10) malam.
Foto: Bowo Pribadi
Sebagian warga Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memilih berdiam di luar rumah dengan mendirikan tenda atau sekedar menggelar tikar, menyusul guncangan gempa bumi susulan masih berlanjut hingga Sabtu (23/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Pihak kepolisian mengonfirmasi simpang siurnya kabar yang muncul berkaitan dengan gempa bumi yang berlangsung dalam dua hari terakhir, di sebagian wilayah Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang. Menyusul terjadinya gempa bumi dengan magnitudo 3,0 SR telah tersebar informasi jatuhnya korban jiwa dan kerusakan sejumlah rumah warga di wilayah Kelurahan Muncul, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Pihak kepolisian menegaskan, informasi yang beredar luas mengenai korban jiwa dan rumah warga yang roboh di wilayah Kelurahan Muncul tersebut merupakan infomasi yang tidak benar atau hoaks. Kapolres Semarang, AKBP Yovan Fatika HA, melalui Kapolsek Banyubiru, Iptu Subhan mengatakan jajarannya sudah melakukan patroli dan pengecekan ke lokasi yang disebutkan, bersama dengan perangkat desa, tokoh masyarakat dan pelaku wisata.

Baca Juga

"Ternyata hasilnya nihil dan infomasi yang sempat tersebar luas di masyarakat tersebut tidak benar dan cenderung menyesatkan," jelasnya, Ahad (24/10).

Menurutnya, Subhan, informasi yang tersebar dalam bentuk rekaman suara itu dipastikan tidak benar. Lagipula di wilayah Kecamatan Banyubiru tidak ada Kelurhan Muncul, namun yang ada adalah Dusun Muncul, Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru.

Berdasarkan pengecekan di lokasi, di Dusun Muncul juga tidak ditemukan rumah warga yang ambruk akibat terdampak gempa bumi, pun demikian dengan korban jiwa seperti yang disebutkan. "Atas fakta tersebut, kami pastikan informasi itu tidak benar," ujarnya.

Kapolsek juga menyampaikan, atas beredarnya rekaman suara yang tidak diketahui siapa pembuatnya itu sempat membuat pelaku wisata mengurungkan niat berwisata ke wilayah Desa Rowoboni. Sehingga sangat disesalkan banyak pihak terutama pelaku usaha di tempat wisata. 

"Sampai saat ini, apparat kepolisian masih terus melacak siapa pihak yang kali pertama menghembuskan informasi yang menyasatkan tersebut," katanya.

Sebelumnya, beredarnya rekaman suara yang meninformasikan tentang korban jiwa dan kerugian material akibat rentetan gempa bumi yang terjadi di sebagian Salatiga dan Ambarawa sejak Jumat (22/10) malam.

Adapun rekaman suara berdurasi 25 detik itu berisi kalimat, "Assalamualaikum, Ndan  Umam, Ndan Anam dan teman-teman semuanya, malam ini dapat informasi untuk kelurahan Muncul di Banyubiru sudah terjadi beberapa rumah roboh dan meninggal dunia 1 dan beberapa korban dilarikan ke rumah sakit. Info terkini, sugeng dalu ..."

Sementara itu, Kabidhumas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, meminta masyarakat tidak panik serta tidak mudah termakan oleh berbagai informasi maupun berita hoaks terkait rentetan gempa tersebut. Masyarakat juga diimbau tidak mudah menciptakan kegaduhan dengn menyebarkan pesan- pesan  yang belum diketahui kebenarannya dan justru akan membuat masyarakat semakin dicekam kepanikan.

Pemerintah sudah mempunyai SOP terkait penanganan gempa dan bencana alam lainnya. Institusi Polri melalui Polres, Polsek dan Bhabinkamtibmas akan melakukan patroli dan pelaporan terkait rentetan gempa dan dampak yang diakibatkan.

"Untuk masyarakat kami mengimbau agar tetap tenang namun selalu waspada dan bisa memastikan kebenaran informasi melalui aparat kepolisian terdekat," tegas Kabid Humas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement