Ahad 24 Oct 2021 04:18 WIB

Sekolah yang Hentikan PTM di Bandung Bertambah Jadi 14

Jika terus meningkat, tak menutup kemungkinan seluruh PTM di Bandung dihentikan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Endro Yuwanto
Sejumlah pelajar mencuci tangannya sebelum menjalani tes usap antigen di SDN 015 Kresna, Cicendo, Kota Bandung, Jumat (15/10). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Dinas Pendidikan Kota Bandung melakukan tes usap antigen secara acak bagi pelajar di sejumlah sekolah untuk memastikan kesehatan siswa dan mencegah terjadinya klaster penyebaran Covid-19 di sekolah selama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah pelajar mencuci tangannya sebelum menjalani tes usap antigen di SDN 015 Kresna, Cicendo, Kota Bandung, Jumat (15/10). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Dinas Pendidikan Kota Bandung melakukan tes usap antigen secara acak bagi pelajar di sejumlah sekolah untuk memastikan kesehatan siswa dan mencegah terjadinya klaster penyebaran Covid-19 di sekolah selama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekolah yang menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Kota Bandung bertambah dari 12 menjadi 14 sekolah. Penghentian kegiatan belajar tatap muka dilakukan menyusul ditemukan kasus positif Covid-19 melebihi 5 persen di kalangan siswa dan guru sekolah.

"Sekolah yang diberhentikan PTM terbatas ada 14 sekolah," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra, saat dikonfirmasi, Ahad (24/10).

Cucu melanjutkan, total sementara siswa dan guru yang dinyatakan positif Covid-19 bertambah dari 77 menjadi 84 orang. Apabila kasus positif Covid-19 terus mengalami peningkatan signifikan, maka tidak menutup kemungkinan seluruh PTM di Kota Bandung dihentikan. "Mungkin saja (PTM dihentikan seluruhnya)," katanya.

Namun, lanjut Cucu, sejauh ini angka kasus Covid-19 yang muncul masih di bawah 5 persen. "Kondisi sekarang masih di bawah 5 persen," jelasnya.

Cucu menambahkan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran tentang tindak lanjut hasil surveilans kepada seluruh sekolah yang menggelar PTM terbatas. Bagi sekolah yang terdapat hasil tes PCR dari 0 hingga 1 persen dilakukan isolasi mandiri kepada yang terpapar, sedangkan PTM tetap berjalan.

Sedangkan di angka 1 hingga 5 persen dilakukan isolasi mandiri kepada yang terpapar, mengetes semua rombongan belajar, dan karantina semua anggota rombongan belajar. Apabila lebih dari 5 persen, maka isolasi mandiri dan PTM dihentikan sementara sampai semua anggota sekolah pulih.

"Berkoordinasi dengan UPT Puskesmas setempat untuk pelaksanaan tindaklanjut secara medis sesuai standar yang sudah ditentukan. Selanjutnya bagi satuan pendidikan yang persentase hasil survailens di atas 5 persen dinyatakan positif untuk menghentikan sementara pelaksanaan PTMT," tegas Cucu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement