Jumat 22 Oct 2021 21:38 WIB

Meski di Rumah, Lansia Rentan Terinfeksi Covid-19

Lansia yang sudah divaksinasi tetap rentan karena imunitasnya tak sebaik yang muda.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada nenek bernama Tarmi di rumahnya Kelurahan Kalinyamat Wetan, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (21/10/2021). Tarmi merupakan lansia tertua dengan usia 102 tahun yang mengikuti vaksinasi COVID-19 di Kota Tegal.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada nenek bernama Tarmi di rumahnya Kelurahan Kalinyamat Wetan, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (21/10/2021). Tarmi merupakan lansia tertua dengan usia 102 tahun yang mengikuti vaksinasi COVID-19 di Kota Tegal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski kasus Covid-19 di Indonesia tengah melandai penularan masih terjadi. Dokter spesialis penyakit dalam Soekamto Koesnoe mengatakan, orang tua yang lanjut usia (lansia) rentan terhadap infeksi virus meskipun hanya tinggal di rumah karena daya tahan tubuh yang sudah tak sebagus kelompok usia yang lebih muda.

Soekamto menjelaskan, walaupun para lansia hanya tinggal di rumah, mereka  rentan terhadap infeksi. "Daya tahan tubuhnya itu tidak sebagus orang yang lebih muda. Oleh karena itu, saat virus yang masuk dalam tubuh seseorang yang muda dan sehat mungkin tak jadi masalah, tetapi pada orang tua  yang daya tahan tubuhnya lebih rendah akan menjadi sakit dan bisa jadi masalah," katanya, saat mengisi konferensi virtual Ikatan Dokter Indonesia bertema Kenapa Lansia Harus Segera Divaksinasi?, Jumat (22/10) malam.

Baca Juga

Ia menambahkan, orang tua yang jatuh sakit terinfeksi Covid-19 akan mengalami kondisi lebih parah dibandingkan orang lebih muda yang juga terinfeksi virus. Ini terlihat dari statistik yang menyebutkan angka keparahan dan kematian lansia jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lain.

Oleh karena itu, ia menegaskan vaksin penting diberikan untuk melindungi lansia. Namun, ia mengingatkan karena lansia memiliki kerentaan, maka harus hati-hati dalam memberikan vaksin Covid-19.

"Karena kalau kondisinya renta dan kalau ada stressor tertentu yang ringan seperti demam karena vaksin Covid-19 maka dapat menjadi pemicu," katanya.

Ia menambahkan, sebenarnya pemerintah atas saran organisasi profesi di perhimpunan usia lanjut di Geriatri sudah menetapkan cara menapis orang tua yang akan divaksin. Ia menambahkan, metode ini sudah dibuat sedemikian rupa secara sederhana.

Kemudian, pemerintah membuat skor kerentaan lansia yang melihat bagaimana kemandirian orang tua. Ia menambahkan, kalau tiga dari lima pertanyaan bahkan lebih jawabannya iya maka vaksinasi ditunda. Sebaliknya, kalau jawabannya tidak maka lansia tersebut tak masuk kriteria itu dan bisa divaksin.

"Jadi, rasa takut sesuatu ketika akan divaksinasi itu harus dijauhkan karena sudah ada pedoman dari para ahli kelompok usia lanjut yang bisa divaksin," katanya. Oleh karena itu, ia meminta anak-anak yang mempunyai orang tua lansia bisa meniatkan diri segera mengantar orang tuanya untuk divaksin.

Apalagi, dia melanjutkan, kalau orang tua di rumah masih aktif, masih bisa berjalan sendiri setidaknya 100 meter, bisa ke kamar mandi, nafsu makan baik, masih bisa berkomunikasi dengan baik hingga tidak memiliki lebih dari empat penyakit. Ia menegaskan lansia dengan kriteria inilah yang seharusnya divaksin.

"Jadi, jangan langsung menyimpulkan sendiri bahwa orang tua tak bisa divaksin," ujarnya.

Ia menambahkan, lebih baik langsung bawa orang tua ke sentra vaksinasi. Kemudian sebelum divaksin, dia melanjutkan, petugas vaksin yang telah dilatih scoring system akan melakukan skrining untuk melihat kondisi lansia. Ia menambahkan, petugas mengevaluasi apakah orang tua yang akan divaksin itu masuk dalam kategori renta atau tidak dengan skor kerentaan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement