Jumat 22 Oct 2021 21:19 WIB

Erick Thohir Kesal dengan Kebijakan Wisata Thailand

Erick merasa pembukaan wisata Thailand tidak adil bagi Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku kesal dengan kebijakan pemerintah Thailand terkait pembukaan wisata. Kata Erick, Thailand mulai kembali membuka sektor pariwisata bagi wisatawan mancanegara tapi Indonesia tidak termasuk di dalamnya.

"Saya tidak antiasing, tapi tadi di mobil agak kesal, Thailand baru mengumumkan 38 negara boleh masuk negaranya. Tidak ada Indonesia," ujar Erick saat menutup Apkasi Otonomi Expo 2021 di Jakarta, Jumat (22/10).

Baca Juga

Erick menilai kebijakan tersebut sangat tidak adil bagi Indonesia. Erick menyebut penanganan Covid-19 di Indonesia jauh lebih baik daripada sejumlah negara yang telah mendapatkan izin dari Thailand.

"Kalau saya lihat juga, banyak negara-negara itu dalam penanganan Covid jauh lebih jelek dari kita, ada Malaysia dan lain-lain, kita tidak, artinya apa, mereka juga tidak fair ke kita," ucap Erick.

Erick menilai hal ini memberikan pelajaran bagi Indonesia untuk bertindak cermat dalam kancah regional maupun global. Terlebih, ucap Erick, Thailand selama ini juga menargetkan pangsa pasar Indonesia yang besar.

"Selama ini mereka menggenjot pasar mobil kita yang terbesar di Asean, yang mendapatkan investasi besar dari Jepang untuk mobil hybrid, mereka. Sudah waktunya kita hitung-hitungan sama negara lain, setuju," kata Erick.

Sebelumnya, Thailand akan mencabut persyaratan karantina untuk turis yang telah menerima vaksinasi lengkap mulai 1 November mendatang. Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan kebijakan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan dari Center for Covid-19 Situation Administration (CCSA) dan Kementerian Kesehatan Masyarakat.

"Mulai 1 November dan seterusnya, Thailand akan mulai dibuka kembali tanpa persyaratan karantina untuk orang yang divaksinasi lengkap, dan khusus bagi orang yang bepergian melalui udara serta berasal dari negara berisiko rendah," ujar Prayut dilansir Channel News Asia, Selasa (12/10).

Menurut Prayut, setidaknya ada sepuluh negara berisiko rendah di antaranya China, Jerman, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat. Thailand akan menambahkan beberapa negara lainnya pada 1 Desember. Prayut menjelaskan semua pendatang yang datang ke Thailand harus membuktikan mereka negatif Covid-19. Sementara persyaratan karantina masih akan diterapkan bagi mereka yang bepergian dari negara-negara yang tidak termasuk dalam daftar.

"Kami meminta semua orang membuktikan mereka bebas dari Covid-19 dengan hasil tes RT-PCR yang diperoleh sebelum meninggalkan negara asal. Kemudian akan ada tes Covid-19 lain ketika mereka tiba di Thailand. Setelah itu, mereka dapat melakukan perjalanan ke berbagai daerah dengan bebas seperti yang dilakukan orang Thailand pada umumnya,” kata Prayut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement