Jumat 22 Oct 2021 14:30 WIB

Nadiem Dorong Perguruan Tinggi Jatim Terus Berinovasi

Nantinya setiap kampus di Jatim memiliki keunggulannya masing-masing.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Mendikbudristek RI, Nadiem Makarim
Foto: Kemendikbud RI
Mendikbudristek RI, Nadiem Makarim

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, mengunjungi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam rangka sosialisasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Nadiem mengaku telah berdialog dengan seluruh rektor dan seluruh dosen serta memintanya terus melakukan beragam perubahan.

Salah satunya dengan membuat program dan inovasi. "Saya bilang, ayo bikin program. Seluruh perguruan tinggi untuk berani berubah dengan sejumlah dobrakan baru dan menginspirasi," kata Nadiem.

Ia mencontohkan, mahasiswa harus berani turun ke lapangan. Misalnya, pada 2 semester belajar di luar prodi, sedangkan 3 semester selanjutnya di luar kampus. Apalagi mahasiswa Jatim yang memiliki kontribusi paling besar dalam berbagai program MBKM yang didominasi bidang research dan inovasi.

Lebih lanjut Nadiem pun mendorong sejumlah PTN / PTS di Jatim untuk menjadi pioner dalam membesut program-program menarik. "Jangan menunggu pemerintah gerak, harus buat program. Saya lihat data di Jatim, partisipasi mahasiswa (dalam MBKM) besar," ujarnya.

Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistiano Dardak, menyatakan dukungannya terhadap konsep program MBKM. Menurutnya, mahasiswa memang harus berani keluar pagar kampus untuk mencari dan menerapkan ilmunya agar lebih matang.

"Ternyata, di Jatim sendiri banyak sekali ekosistem pembelajaran luar kampus yang bisa kita sediakan. Oleh sebab itu, kita juga ingin program-program di Jatim seperti Belanova (Belanja Inovasi) bisa seiring," ujar Emil.

Emil berharap, nantinya setiap kampus di Jatim memiliki keunggulannya masing-masing. Misalnya, Unesa dengan Sport Science, ITS dengan AI, dan UPN dengan teknologinya.

"Di semua lini, kita punya keberpihakan kepada inovasi daerah. Inilah yang kita sebut gayung bersambut, bukan hanya mahasiswanya yang belajar di kehidupan nyata, tapi juga kehidupan nyata yang terbantu kepintaran mahasiswa ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement