Jumat 22 Oct 2021 10:45 WIB

Pengamat: Kereta Cepat Tingkatkan Daya Saing Indonesia

Kereta Cepat Jakarta-Bandung terintegrasi dengan LRT dan MRT.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Satria K Yudha
Foto udara suasana pemasangan rel untuk kereta cepat di depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (11/10/2021). PT KCIC mencatat, progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung per minggu keempat September 2021 sudah mencapai 79 persen dengan memprioritaskan percepatan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan progres akibat dampak dari COVID-19.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Foto udara suasana pemasangan rel untuk kereta cepat di depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (11/10/2021). PT KCIC mencatat, progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung per minggu keempat September 2021 sudah mencapai 79 persen dengan memprioritaskan percepatan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan progres akibat dampak dari COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kereta cepat Jakarta-Bandung dinilai bakal meningkatkan daya saing Indonesia di mata global. Pasalnya, proyek yang dikomandoi oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu didukung oleh transportasi yang terintegrasi.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan terintegrasi dengan light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT) di DKI Jakarta. Sehingga, masyarakat dapat menikmati perjalanan dengan waktu tempuh yang lebih cepat dan efisien.

 

Tak hanya itu, transportasi ini juga akan dihubungkan dengan moda transportasi massal di setiap wilayah.

Kereta cepat Jakarta-Bandung juga menjadi ikon kebanggan Indonesia karena menjadi yang pertama di kawasan Asia Tenggara. Hal ini secara tidak langsung menjadi magnet bagi investor untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. 

 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, ada banyak pembangunan infrastruktur baru yang dilakukan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Manfaat dari pembangunan itu, kata dia, dirasakan masyarakat setelah beberapa lama dibangun dan dioperasikan. 

 

"Infrastruktur itu salah satu syarat untuk kita membangun daya saing. Dengan adanya kereta cepat, seperti juga jalan tol, maka ada kemudahan yang bisa berdampak baik untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Piter, Kamis (22/10). 

 

Piter mengatakan, dengan harga tiket antara Rp 250 ribu-Rp 350 ribu dan perjalanan sekitar 30-40 menit, layanan ini akan meningkatkan efisiensi investor dan pelaku usaha.

“Kereta api cepat akan jadi alternatif transportasi yang lebih cepat dan efisien bagi para pelaku bisnis," kata dia.

 

Proyek ini memang digagas untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Hal itu tecermin dari dipindahkannya stasiun terakhir yang awalnya berada di Tegalluar ke Stasiun Padalarang.

 

Nantinya, KAI akan menyiapkan kereta penghubung antara Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung, sehingga penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung tak perlu bermacet-macetan menuju pusat Kota Kembang.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement