Jumat 22 Oct 2021 08:18 WIB

WHO: 180 Ribu Tenaga Medis Dunia Jadi Korban Covid-19

WHO mengkritik ketidakadilan dalam distribusi vaksin.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas  medis (kanan) menyuntikkan vaksinasi COVID-19 kepada warga di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (15/10/2021). Menurut data Satgas COVID-19 sebanyak 104 juta masyarakat telah mengikuti vaksin tahap pertama dan 60 juta sudah mendapat vaksin dosis kedua dari target 208 juta orang untuk sasaran vaksin nasional.
Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Petugas medis (kanan) menyuntikkan vaksinasi COVID-19 kepada warga di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (15/10/2021). Menurut data Satgas COVID-19 sebanyak 104 juta masyarakat telah mengikuti vaksin tahap pertama dan 60 juta sudah mendapat vaksin dosis kedua dari target 208 juta orang untuk sasaran vaksin nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, covid sangat mempengaruhi staf layanan kesehatan. Pandemi ini mungkin telah 'membunuh' antara 80 ribu hingga 180 ribu tenaga medis.

Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, petugas kesehatan harus diprioritaskan untuk vaksin. Ia juga mengkritik ketidakadilan dalam distribusi vaksin.

Baca Juga

Angka kematian tersebut terjadi antara Januari 2020 dan Mei tahun ini. Sebelumnya, pejabat senior WHO lainnya memperingatkan kurangnya vaksinasi bisa membuat pandemi berlanjut hingga tahun depan. Saat ini, diperkirakan ada 135 juta petugas kesehatan di seluruh dunia.

"Data dari 119 negara menunjukkan bahwa rata-rata, dua dari lima petugas kesehatan di seluruh dunia telah divaksinasi penuh. Tapi tentu saja, rata-rata itu menutupi perbedaan besar antar wilayah dan kelompok ekonomi," kata Dr Tedros, dilansir di BBC, Jumat (22/10).

Kurang dari satu dari 10 petugas kesehatan divaksinasi penuh di Afrika, kata Dr. Tedros, dibandingkan dengan delapan dari 10 di negara-negara berpenghasilan tinggi.

Kegagalan untuk menyediakan vaksin yang cukup kepada negara-negara miskin disorot sebelumnya oleh Dr Bruce Aylward, seorang pemimpin senior di WHO, yang mengatakan itu berarti krisis Covid dapat dengan mudah berlarut-larut hingga 2022.

Kurang dari 5 persen populasi Afrika telah divaksinasi, dibandingkan dengan 40 persen di sebagian besar benua lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement