Jumat 22 Oct 2021 00:05 WIB

Konflik Internal Celeng vs Banteng, Ini Kata Pengamat 

Celeng vs banteng sengaja diciptakan untuk meningkatkan elekrabilitas PDIP. 

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Agus Yulianto
 Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.
Foto: Republika/Fitriyanto
Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menanggapi terkait perseteruan celeng vs banteng di dalam internal PDIP. Menurutnya, dalam kasus ini Puan Maharani dirugikan dan Ganjar Pranowo diuntungkan.

"Perseteruan celeng vs banteng dinilai hanya rekayasa untuk meningkatkan elektabilitas PDIP dan Puan Maharani. Penilaian itu tampaknya tidak mendasar karena tindakan demikian sangat beresiko bagi PDIP. Merekayasa celeng vs banteng sama saja tindakan bunuh diri bagi PDIP dan Puan Maharani," katanya kepada Republika, Kamis (21/10).

Dia mengatakan, kasus celeng vs banteng sangat tidak menguntungkan bagi Puan. Sebab, Puan diposisikan sebagai pihak yang didukung kekuatan struktural partai. Posisi ini dikesankan sangat berkuasa yang menindas celeng termasuk tentunya Ganjar.

"Celeng dan Ganjar justru diposisikan sebagai yang lemah dan dizolimi oleh kekuatan struktural. Bahkan, sosok Puan diposisikan seolah turut menzolimi Ganjar dan celeng," kata dia.

Dia menambahkan, dalam perseteruan celeng dan banteng, terdapat pihak penindas dan pihak yang ditindas. Banteng dan Puan digambarkan pihak penindas sementara celeng dan Ganjar pihak yang tertindas.

"Dalam budaya politik Indonesia, pihak penindas kerap dijauhi oleh pemilih. Mereka ini dianggap jahat dan karenanya akan dijauhi. Pihak yang ditindas justru kerap mendapat simpati dari masyarakat. Mereka ini umumnya akan dibela dan di dukung para pemilih," ujar dia.

Karena itu, sulit membayangkan bila celeng vs banteng sengaja diciptakan untuk meningkatkan elekrabilitas PDIP khususnya Puan. Justru, dalam kasus ini Puan dirugikan sehingga elektabilitasnya semakin sulit di dongkrak.

Menurutnya, Puan dalam kasus ini bisa jadi popularitasnya semakin meningkat, namun peningkatan itu dalam konotasi negatif. Karena itu, peningkatan popularitasnya tidak akan diikuti peningkatan elektabilitasnya. 

"Sebaliknya, Ganjar sebagai pihak yang tertindas justeru diuntungkan. Popularitasnya akan semakin tinggi dan elektabilitasnya juga akan mengikuti.

Hal itu sudah terlihat dalam survei terbaru Litbang Kompas. Elektabilitas Ganjar bersaing ketat dengan Prabowo Subianto disinggasana, sementara Puan elektabilitasnya tetap terjerembab paling rendah," kata dia.

Sebelumnya diketahui, istilah banteng versus celeng mencuat setelah deklarasi dukungan kelompok relawan Seknas Ganjar Indonesia (SGI) kepada Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024. 

Terkait hal itu, saat kunjungannya ke Kabupaten Sukoharjo beberapa waktu lalu, Bambang Wuryanto menyebut kader yang ikut pada deklarasi pencapresan tersebut ibarat banteng yang keluar barisan sehingga bisa disebut celeng atau babi hutan.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement