Kamis 21 Oct 2021 15:44 WIB

Epidemiolog Ungkap Rumus Pengendalian Covid-19 di Indonesia

50 persen kasus Covid-19 pada pertengahan September 2021 berasal dari luar Jawa-Bali.

Rumus pengendalian Covid-19 (ilustrasi).
Foto: Republika
Rumus pengendalian Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, mengungkap rahasia keberhasilan pengendalian pandemi Covid-19 di Tanah Air yang saat ini sedang menunjukkan tren penurunan. 

"Rumus inilah yang menjadi rahasia, bagaimana kita berusaha mengintegrasikan efek 5M untuk menekan penularan, efek 3T untuk memutus rantai penularan dan efek vaksinasi supaya tidak ada lagi yang terinfeksi berat," kata Pandu Riono, Kamis (21/10).

Efek 5M yang dimaksud adalah mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan. 3T adalah testing, tracing, dan treatment. Pandu menyakini bila rumus tersebut diterapkan secara serius maka Indonesia dipastikan dapat mengendalikan pandemi Covid-19. 

Apalagi pemerintah saat ini memiliki tim verifikator untuk menskrining aktivitas masyarakat berdasarkan status kesehatannya. Pandu mengatakan penurunan kasus Covid-19 di Indonesia yang sempat mencapai puncak pada Juli 2021 juga mengundang pertanyaan dari banyak pihak mengingat sebagian besar negara asing masih dilanda pandemi hingga sekarang.

"Ini suatu keajaiban. Banyak negara ingin belajar. Saya sering ditanya apa sih rahasianya," kata dia.

Dia mengatakan gelombang pertama dan kedua Covid-19 yang melanda penduduk di Pulau Jawa-Bali dipengaruhi dinamika penduduk, khususnya yang bertepatan dengan libur panjang. "Akhir tahun baru ada dua kali libur panjang itu semakin memperkuat penularan di masyarakat dan kita tahu ada kegiatan yang cukup masif, yaitu pilkada," kata dia.

Pandu menyebut kenaikan kasus pada saat itu terbilang cukup cepat. Sekitar satu juta kasus pertama berlangsung selama setahun, satu juta kasus berikutnya terjadi hampir enam bulan, dan satu juta kasus lainnya hanya butuh waktu sebulan. "Itu menunjukkan terjadi akumulasi bahwa semakin banyak orang yang terinfeksi, makin banyak penularannya dan berlaku masif," kata dia.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pihaknya pada pergerakan kasus Covid-19 di bulan September 2021, terjadi perpindahan kasus menuju luar Jawa Bali. "Kasus di luar Jawa-Bali meningkat sejak akhir Juni 2021. Sekitar 50 persen kasus Covid-19 pada pertengahan September 2021 berasal dari luar Jawa-Bali," ujarnya.

Pandu memastikan pemerintah hingga saat ini belum mencabut kebijakan PPKM sampai situasi benar-benar terkendali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement