Kamis 21 Oct 2021 14:28 WIB

Indonesia Optimistis Masuki Masyarakat 5.0

Masyarakat 5.0 dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial.

Indonesia Optimistis Masuki Masyarakat 5.0. Warga berjalan di trotoar Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu (20/10/2021).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Indonesia Optimistis Masuki Masyarakat 5.0. Warga berjalan di trotoar Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu (20/10/2021).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia optimistis bisa memasuki masyarakat 5.0 seperti yang dialami Jepang saat ini.

"Ada lebih dari 1.800 start up (bisnis baru) yang kita punya, beberapa di antaranya menjadi unicorn dan decacorn. Kita juga punya entrepreneur baru. Itu sebuah kesempatan," kata mantan menteri riset dan teknologi/kepala BRIN Bambang Brodjonegoro yang menjadi pembicara utama pada acara Jakarta Geopolitical Forum V / 2021 yang diselenggarakan Lemhannas secara daring, Kamis (21/10).

Baca Juga

Masyarakat 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0. Menurut Komisaris Utama PT Telkom ini, saat ini Jepang merupakan negara pertama yang memasuki masyarakat 5.0.

Indonesia saat ini baru memasuki masyarakat 4.0. Bambang menilai Indonesia memiliki kesempatan menjadi masyarakat 5.0 karena mempunyai tiga sektor potensial yakni agrikultur, manufaktur dan ICT (information, communication and technology).

 

Kendati demikian, Indonesia juga memiliki tantangan lain, yakni populasi yang besar, SDM, infrastruktur digital, sumber daya manusia, basis data terintegrasi (penta helix). "Semoga Indonesia dapat mencapai masyarakat 5.0 seperti Jepang, dengan adanya beberapa teknologi sebagai penunjangnya," kata Bambang dalam siaran persnya.

 Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letjen TNI Purn Agus Widjojo menyebutkan perkembangan atau kemajuan teknologi, pandemi, politik, kesenjangan sosial, kekurangan sumber daya akan mempengaruhi masa depan manusia dan kemanusiaan. "Hal ini juga menimbulkan adanya dominasi agama terhadap teknologi dan juga adanya perkembangan ide-ide keagamaan," kata Agus.

Menurut dia, pemikiran post modernism telah terevolusi dan merevolusi pemikiran manusia, dimana membuat manusia menjadi berpikir secara lebih rasional dan pragmatis. Realita palsu bisa juga dibuat atau dipancing oleh teknologi yang membantu orang lebih memiliki imajinasi yang lebih kuat dengan adanya penggunaan teknologiartifisial.

"Jadi, kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi punya dampak yang besar terhadap peradaban manusia," ucap Agus.

Jakarta Geopolitical Forum 2021 ini mengangkat tema "Culture And Civilization: Humanity at the Crossroads" (Budaya dan Peradaban: Kemanusiaan di Simpang Jalan).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement