Kamis 21 Oct 2021 13:37 WIB

Presiden Arema Harap Tragedi Penyerangan Bus Jadi Pelajaran

Gilang berharap kasus penyerangan ini jadi tragedi terakhir di sepak bola Indonesia.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Endro Yuwanto
Bos SAS Designs Rakes Bhagwandas (kiri) dan Presiden Arema FC Gilang Widya Permana.
Foto: Dok. Pri
Bos SAS Designs Rakes Bhagwandas (kiri) dan Presiden Arema FC Gilang Widya Permana.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kasus penyerangan bus Arema FC di Yogyakarta menjadi catatan tersendiri dalam dunia sepak bola Indonesia. Presiden Arema FC, Gilang Widya Permana berharap, peristiwa ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk seluruh komponen masyarakat.

Gilang menyatakan, sepak bola sebenarnya bertujuan untuk menguatkan tali persaudaraan. Rivalitas kedua klub hanya berlangsung 2 x 45 menit.

"Ini di mana kedua klub saling beradu kualitas dan strategi permainan, fisik, serta teknik," ujar Gilang, Kamis (21/10).

Tragedi di Yogyakarta harus menjadi tonggak pengakhiran rivalitas negatif dalam dunia sepak bola. Hal ini karena tindakan tersebut bisa berpotensi menghilangkan nyawa orang. Oleh sebab itu, Arema sangat mengutuk perbuatan oknum suporter yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Gilang berharap kasus penyerangan ini menjadi tragedi terakhir di dunia sepak bola Indonesia. Kasus ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pengelola klub sepak bola dan suporter. Seluruh komponen sepak bola harus mampu mengakhiri saling dendam dan saling serang.

Gilang sepakat agar Arema menjadi martir dari segala kejadian yang merugikan sepak bola Indonesia. "Kami menerima permintaan maaf official Persebaya kepada kami dan menyerahkan sepenuhnya pembinaan oknum suporter kepada pihak kepolisian," ucapnya.

Menurut Gilang, Arema telah berusaha memberikan jalan terbaik agar suporter dapat mengubur dendam demi kompetisi tetap berjalan. Dalam hal ini termasuk agar sepak bola Indonesia bisa terus berprestasi.

Selanjutnya, Gilang juga meminta oknum penyerangan bisa menyampaikan maaf terbuka kepada Arema FC dan Aremania, serta Persebaya dan Bonekmania. Mereka harus tahu bahwa tindakannya mencoreng citra kedua klub dan suporter. Apalagi saat ini tim dan suporter tengah berbenah seiring dengan kualitas kompetisi yang mulai membaik.

Para penyerang juga diminta meminta maaf secara terbuka kepada PSSI dan suporter Indonesia. Mereka harus mengetahui tindakannya mencoreng citra sepak bola nasional yang kini sedang berusaha berprestasi.

"Sekali lagi, kubur dendam, buang rivalitas yang berpotensi menghilangkan nyawa sesama. Mari bersama kita lahirkan rivalitas positif dalam memberi dukungan kepada klub yang kita cintai," kata Gilang menambahkan.

Sebelumnya, bus Arema FC diserang sejumlah oknum di depan Hotel New Saphir, Yogyakarta, Rabu (20/10) malam. Penyerangan tersebut menyebabkan bus mengalami kerusakan di bagian kaca depan dan samping.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement