Kamis 21 Oct 2021 07:46 WIB

Blinken di Kolombia: Pertanggungjawaban Hak Asasi Penting

Setidaknya 29 orang tewas dalam unjuk rasa yang memprotes kebijakan ekonomi Kolombia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Foto: AP/Drew Angerer/Pool Getty Images North Ameri
Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menuntut pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia selama konflik panjang Kolombia dan unjuk rasa anti-pemerintah baru-baru ini. Menurut Blinken hal itu sangat penting untuk mencegah pelanggaran di masa depan.

"Pertanggung jawaban sangat penting, pertanggungjawaban atas pelanggaran mengerikan hak asasi manusia selama konflik negeri, pertanggung jawab atas semua pelanggaran dalam merespon unjuk rasa pada tahun ini dan tentu pertanggung jawab mereka yang bertanggung jawab pada penyerangan pada pembela hak asasi, jurnalis dan pemimpin masyarakat sipil," kata Blinken dalam kunjungannya ke negara Amerika Latin itu, Rabu (20/10) kemarin.

Baca Juga

Blinken bertemu dengan Presiden Ivan Duque sebelum berbicara dengan pemerintah kawasan untuk membahas imigrasi di benua Amerika.

"Mengakhiri impunitas yang kita kenal juga salah satu cara untuk mencegah pelanggaran di masa depan," tambahnya.

Setidaknya 29 orang tewas dalam unjuk rasa yang memprotes kebijakan ekonomi dan sosial Duque pada awal tahun ini. Banyak kematian diduga disebabkan respons berlebihan polisi.

Kelompok hak asasi manusia mendesak Blinken menekan Duque untuk mengatur kepolisian karena kekerasan yang dilakukan angkatan bersenjata semakin memburuk. Serta potensi dimulainya kembali pengasapan dari udara lahan koka, bahan utama kokain.

Kolombia salah satu sekutu AS di Amerika Latin dan kedua negara juga bekerja sama dalam bidang keamanan, terutama upaya memerangi penyelundupan narkoba.

Selama konferensi pers bersama Duque berulang kali mengatakan pemerintahnya tidak menoleransi kekerasan atau brutalitas polisi. Tapi ia juga tidak membela vandalisme atau kekerasan terhadap pasukan keamanan.

Selain Blinken pertemuan menteri negara-negara Benua Amerika itu dihadiri Chile, Brasil, Kanada, Kosta Rika, Honduras, Peru, Ekuador, Guatemala, El Salvador dan lainnya.

Sebelum berangkat ke Ekuador, Blinken mengatakan negara Bagian Belahan Barat harus bekerja sama untuk 'menahan imigran yang tidak pernah terjadi sebelumnya'.

Di Bogota, Blinken mengatakan pada menteri akan membahas bantuan untuk memulangkan para imigran yang tidak memiliki klaim suaka yang sah. Serta mendiskusikan kerja sama penegakan hukum dalam mengatasi penyeludupan.

Kemiskinan dan kekerasan yang terjadi di beberapa negara yang mengalami gejolak di kawasan seperti El Salvador, Guatemala, Honduras, Venezuela dan Haiti mendorong gelombang imigran ke AS dan negara lain di Amerika.

Baru-baru ini Kolombia kedatangan ribuan imigran Haiti yang bergerak ke arah utara. Destinasi utama orang-orang yang mengungsi dari Venezuela.

Kemerosotan ekonomi yang dipicu pandemi Covid-19 mendorong kelangkaan lapangan kerja di banyak negara di Amerika Latin. Dampaknya yang berat di negara-negara para imigran. "Tidak ada satu negara kita yang dapat mengatasinya dengan sukses sendirian, kami harus berbagi tanggung jawab dan melakukan langkah bersama," kata Blinken.

Kunjungan Blinken ke Ekuador fokus untuk menyoroti kredensial demokrasi negara itu. Saat otoritarianisme sedang bangkit.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement